Sungailiat (ANTARA) - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, angka kasus stunting di daerah itu tersisa 230 kasus dari 22.891 balita yang diukur.
"Angka kasus stunting atau gizi buruk pada balita yang tersebar di sejumlah lokasi fokus tersisa 230 kasus atau mengalami penurunan jumlah kasus yang sama dibanding sebelumnya yang mencapai 240 kasus," kata Plt Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Nora Kusumas Dewi di Sungailiat, Kamis.
Ia mengatakan, pemerintah Kabupaten Bangka atau Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melakukan berbagai upaya strategi lintas sektor sebab dalam penanganan kasus stunting harus dilakukan terpadu.
"Kami mengajak semua pihak seperti swasta, perbankan, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi untuk bersama-sama membantu pemerintah daerah dalam penanganan kasus ini, sebab diproyeksikan sampai akhir 2024 kasus stunting di Kabupaten Bangka dapat turunkan seminimal mungkin," jelas dia.
Ia mengatakan, pemerintah Kabupaten Bangka bertekad mewujudkan kabupaten nihil stunting atau "zero stunting", dengan cara memaksimalkan pelayanan kesehatan, memberikan makanan tambahan bergizi dan intervensi lain yang dianggap mampu mempercepat penurunan kasus itu.
Nora mengingatkan, seluruh masyarakat atau orang tua yang memiliki balita supaya memperhatikan pola makan yang sehat, rutin membawa ke posyandu.
"Saya optimis dengan memperkuat advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi, sesuai tugas pokok di masing-masing lembaga kasus stunting di Kabupaten Bangka dapat dituntaskan," ujarnya.