Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung (Babel), meluncurkan program Bapak Angkat sebagai komitmen bersama dalam mengatasi persoalan anak putus sekolah dari kalangan kurang mampu secara ekonomi.
"Program yang digagas Camat Manggar Herri Susanto ini resmi diluncurkan dan menjadi program daerah sebagai langkah strategis dalam mengatasi angka putus sekolah," kata Bupati Belitung Timur Burhanudin di Manggar, Kamis.
Pemkab Belitung Timur mengoptimalkan Program Bapak Angkat karena dinilai strategis dan sebagai solusi dalam mengatasi anak putus sekolah serta mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
"Sebagai tindak lanjut program, maka langsung kita bentuk Tim Bapak Angkat dan saya mengapresiasi upaya yang dilakukan Camat Manggar untuk mengatasi masalah angka putus sekolah,” kata Aan sapaan Burhanudin.
Program ini dapat berhasil, kata dia, dengan melibatkan para perangkat daerah, Forkopimcam, lembaga, dan pihak swasta. Mereka diajak untuk berkontribusi dan terlibat langsung dalam mendampingi dan memberikan dukungan kepada anak yang putus sekolah.
“Pendampingan diharapkan dapat memberikan motivasi, kepercayaan diri, dan semangat bagi anak-anak kita untuk kembali bersekolah dan meraih cita-citanya,” ujar Aan.
Bapak angkat akan berperan sebagai pendamping baik secara fisik maupun psikologis, sehingga hubungan emosional yang terbangun dapat menjadi perekat dalam menumbuhkan kepedulian dan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar.
"Dengan program ini, maka tidak ada lagi alasan anak tidak sekolah karena orang tuanya kurang mampu, karena sudah diserahkan semua biayanya kepada bapak angkat yang sudah ditunjuk," ujarnya.
Camat Manggar Herri Susanto yang menginisiasi program tersebut menjelaskan bapak angkat itu artinya bersinergi atasi anak putus sekolah. Bapak angkat diharapkan bisa memberikan bantuan kepada para anak yang kurang mampu.
"Program ini untuk membantu anak yang tidak mampu, sehingga Program Bapak Angkat bisa menjadi solusi," ujarnya.
Herri mengatakan di Kecamatan Manggar masih banyak ditemukan anak yang tidak bersekolah karena beberapa persoalan.
"Saya dampingi mereka atau harus menggantikan peran orang tua, dimana ada yang yatim piatu atau tidak mampu. Kami hadirkan mereka agar termotivasi dan semangat dalam belajar untuk mencapai cita-citanya," kata Herri.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024