Majelis Tinggi Kerapatan Adat Negeri (MTKAN) Kota Pangkalpinang bekerjasama dengan Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Pangkalpinang menggelar Workshop Pembuatan Paksian dan Teratai, Kamis (18/7).
Kegiatan tersebut diadakan selama tiga hari dan diikuti oleh 52 peserta dari sekolah, untuk tingkat SMP 12 sekolah dan untuk tingkat SD 40 Sekolah dan juga dari paguyuban maupun wali murid.
Kebid Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Ratna Purnamasari mengatakan bahwa pembuatan Paksian dan Teratai ini merupakan pengembangan dan pemanfaatan dari Pakaian Adat Pengantin Paksian Pangkalpinang.
"Pakaian Pengantin Paksian Pangkalpinang merupakan sebuah karya yang dihasilkan menggunakan tangan, melalui berbagai media seni," ujar Ratna.
Pakaian untuk mempelai wanita adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang pada masa awal disebut baju Seting.
Kemudian kain yang dipakai adalah kain besusur, kain lasem, atau disebut juga dengan nama kain cual dan bagian kepala memakai mahkota yang dinamakan Paksian, sedangkan untuk mempelai laki-laki memakai sorban yang disebut sungkon.
Pakaian Pengantin Paksian telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2016 dengan nomor penetapan 201600321 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
"Dan sudah ditetapkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Kota Pangkalpinang dengan, terbitnya Sertifikat Ekspresi Budaya Tradisional Nomor Pencatatan EBT19202300186 oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Ia juga menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini untuk memperkuat sinergisitas dan memperluas jejaring.
"Khusus hari ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Dindikbud dan dua hari berikutnya akan diselenggarakan di salah satu sekolah yang memiliki lokal atau ruang pertemuan yang agak besar sesuai kesepakat diakhir pembelajaran hari ini," tuturnya.
Kami sengaja menghadirkan Narasumber berasal dari tenaga ahli atau pakar pembuat pakaian adat pengantin Paksian, Saudara Attaupiq Dharma Shakti, Ketua Sanggar Gonk Production.
"Semoga hasil capaian diakhir tahun 2024, akan banyak acara kenegaraan yang juga bisa menghadirkan Paksian dan Teratai," ujarnya.
Sementara itu, Datuk Arsalim dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan langkah konkrit kita, dalam melakukan upaya pelestarian guna meningkatkan kinerja Pemajuan Kebudayaan Daerah di Kota Pangkalpinang.
Selain itu, hasil dari pelatihan ini sendiri, nantinya dapat dikembangkan dan diteruskan ilmunya pada peserta didik, minimalnya sudah punya 7 set untuk persiapan lomba tari sambut yang tidak lama lagi digelar.
"Semoga kegiatan ini terus dikembangkan dan ilmunya bisa diteruskan kepada peserta didik bisa mengikuti lomba tari sambut nanti," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Kegiatan tersebut diadakan selama tiga hari dan diikuti oleh 52 peserta dari sekolah, untuk tingkat SMP 12 sekolah dan untuk tingkat SD 40 Sekolah dan juga dari paguyuban maupun wali murid.
Kebid Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Ratna Purnamasari mengatakan bahwa pembuatan Paksian dan Teratai ini merupakan pengembangan dan pemanfaatan dari Pakaian Adat Pengantin Paksian Pangkalpinang.
"Pakaian Pengantin Paksian Pangkalpinang merupakan sebuah karya yang dihasilkan menggunakan tangan, melalui berbagai media seni," ujar Ratna.
Pakaian untuk mempelai wanita adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru yang pada masa awal disebut baju Seting.
Kemudian kain yang dipakai adalah kain besusur, kain lasem, atau disebut juga dengan nama kain cual dan bagian kepala memakai mahkota yang dinamakan Paksian, sedangkan untuk mempelai laki-laki memakai sorban yang disebut sungkon.
Pakaian Pengantin Paksian telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2016 dengan nomor penetapan 201600321 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
"Dan sudah ditetapkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Kota Pangkalpinang dengan, terbitnya Sertifikat Ekspresi Budaya Tradisional Nomor Pencatatan EBT19202300186 oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Ia juga menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini untuk memperkuat sinergisitas dan memperluas jejaring.
"Khusus hari ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Dindikbud dan dua hari berikutnya akan diselenggarakan di salah satu sekolah yang memiliki lokal atau ruang pertemuan yang agak besar sesuai kesepakat diakhir pembelajaran hari ini," tuturnya.
Kami sengaja menghadirkan Narasumber berasal dari tenaga ahli atau pakar pembuat pakaian adat pengantin Paksian, Saudara Attaupiq Dharma Shakti, Ketua Sanggar Gonk Production.
"Semoga hasil capaian diakhir tahun 2024, akan banyak acara kenegaraan yang juga bisa menghadirkan Paksian dan Teratai," ujarnya.
Sementara itu, Datuk Arsalim dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan langkah konkrit kita, dalam melakukan upaya pelestarian guna meningkatkan kinerja Pemajuan Kebudayaan Daerah di Kota Pangkalpinang.
Selain itu, hasil dari pelatihan ini sendiri, nantinya dapat dikembangkan dan diteruskan ilmunya pada peserta didik, minimalnya sudah punya 7 set untuk persiapan lomba tari sambut yang tidak lama lagi digelar.
"Semoga kegiatan ini terus dikembangkan dan ilmunya bisa diteruskan kepada peserta didik bisa mengikuti lomba tari sambut nanti," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024