Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar pelatihan bagi 40 pemandu geowisata untuk meningkatkan kemampuan yang sesuai dengan kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung Timur Sarwan di Manggar, Babel, Selasa, mengatakan pelatihan bagi pemandu geowisata tersebut sangat penting karena mereka bagian dari komponen dalam memajukan sektor kepariwisataan.

"Peserta pelatihan harus mampu menyerap ilmu dalam pelatihan dan ada beberapa poin penting yang dibahas di antaranya merencanakan dan melaksanakan pemanduan geowisata," ujarnya.

Kemudian, kata dia, merencanakan dan menerapkan kegiatan yang berdampak negatif rendah terhadap lingkungan dan sosial budaya serta mengetahui dan memahami cara menyiapkan dan menyajikan informasi geowisata.

Ketua Asosiasi Pemandu Geowisata Indonesia Deni Sugandi mengatakan untuk mengembangkan geowisata dibutuhkan pemandu sebagai pusat informasi bagi para pengunjung.

"Kemampuan pemandu geowisata kita perlu ditingkatkan, maka itu diperlukan teknik interpretasi yang bisa menghubungkan antara bebatuan, budaya, flora dan faunanya di geosite Tebat Rasau Lintang dan objek wisata lainnya agar wisatawan dapat terkesan selama berwisata," ujarnya.

Selain itu, kata Deni, dibutuhkan juga kemampuan menulis untuk mendeskripsikan sejauh mana objek wisata itu menarik dikunjungi wisatawan.

"Pemandu yang sudah paham dan menggali informasi, lalu menuangkan dalam sebuah tulisan menarik untuk promosi, sehingga wisatawan yang datang memiliki pengalaman," ujarnya.

Dalam pelatihan itu, para peserta melakukan studi lapangan dengan mengunjungi Kampong Mengguru, Desa Cendil Kelapa Kampit dan Geosite Tebat Rasau.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024