Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melibatkan peran swasta membantu penanganan sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) Kenanga.
"Keterlibatan pihak swasta dalam penanganan tumpukan sampah di TPA dibutuhkan karena keterbatasan anggaran pemerintah daerah," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka, Ismir Rahmaddinianto di Sungailiat, Jumat.
Percepatan penanganan sampah di TPA sebagai langkah strategis mengingat volume sampah yang terus bertambah hingga hampir memakan badan jalan.
"Selain peran swasta membantu penanganan sampah seperti bantuan penyaluran bahan bakar untuk alat berat, diperlukan juga penambahan jam operasional di lapangan," kata dia.
Hanya saja, penambahan jam operasional juga terhambat dengan pemberlakuan paruh waktu bagi tenaga kontrak dengan alasan yang sama.
Tercatat volume tumpukan sampah di TPA itu sudah mencapai lebih dari ribuan meter kubik. Sampah itu berasal dari sejumlah tempat dan bahkan volume sampah setiap hari dari Kota Sungailiat mencapai 60 ton per hari.
"Kebutuhan alat berat di TPA, diperlukan untuk menggeser tumpukan sampah ke tempat yang masih kosong atau di samping bekas penambangan biji timah," jelas dia.
Dia mengatakan, penanganan sampah harus dilakukan bersama-sama dengan cara berkelanjutan seperti, pemanfaatan barang bekas yang bisa di daur ulang atau pembuatan pupuk organik.
"Sebelum sampah di buang ke tempat sementara atau ke tempat akhir, masyarakat dapat memilah terlebih dahulu untuk dimanfaatkan sesuai jenisnya, cara ini selain mengurangi volume sampah di tempat pembuangan juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi keluarga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Keterlibatan pihak swasta dalam penanganan tumpukan sampah di TPA dibutuhkan karena keterbatasan anggaran pemerintah daerah," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka, Ismir Rahmaddinianto di Sungailiat, Jumat.
Percepatan penanganan sampah di TPA sebagai langkah strategis mengingat volume sampah yang terus bertambah hingga hampir memakan badan jalan.
"Selain peran swasta membantu penanganan sampah seperti bantuan penyaluran bahan bakar untuk alat berat, diperlukan juga penambahan jam operasional di lapangan," kata dia.
Hanya saja, penambahan jam operasional juga terhambat dengan pemberlakuan paruh waktu bagi tenaga kontrak dengan alasan yang sama.
Tercatat volume tumpukan sampah di TPA itu sudah mencapai lebih dari ribuan meter kubik. Sampah itu berasal dari sejumlah tempat dan bahkan volume sampah setiap hari dari Kota Sungailiat mencapai 60 ton per hari.
"Kebutuhan alat berat di TPA, diperlukan untuk menggeser tumpukan sampah ke tempat yang masih kosong atau di samping bekas penambangan biji timah," jelas dia.
Dia mengatakan, penanganan sampah harus dilakukan bersama-sama dengan cara berkelanjutan seperti, pemanfaatan barang bekas yang bisa di daur ulang atau pembuatan pupuk organik.
"Sebelum sampah di buang ke tempat sementara atau ke tempat akhir, masyarakat dapat memilah terlebih dahulu untuk dimanfaatkan sesuai jenisnya, cara ini selain mengurangi volume sampah di tempat pembuangan juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi keluarga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024