Mojokerto (Antara Babel)- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendorong kepada Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) untuk terus meningkatkan kualitasnya karena hal itu akan sangat mempengaruhi para mutu anak didik yang dihasilkannya.
"Dengan adanya kualitas yang bagus, maka hasil lulusan yang dihasilkan juga menjadi bagus," katanya saat menghadiri kegiatan Kongres ke-II Pergunu di Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet, Mojokerto, Jatim, Kamis malam.
Ia mengemukakan, peningkatan kualitas tersebut memang harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sampai dengan sekolah tempatnya mengajar.
"Salah satu capaian bangsa adalah ditentukan oleh kualitas tenaga pendidik dan bukan dari tenaga pengajar. Yang menjadi komprehensif yaitu guru NU harus bisa memahami dan menjadi juru bicara pada Ahlussunnah Waljamaah," katanya
Menurutnya, kekuatan dari pesantren ini salah satunya juga berasal dari kekuatan pendidik dan kualitas guru.
"Dengan ini peran NU dan menanamkan nilai-nilai yang ada di dalamnya, ada pembelajaran dan juga ada toleransi yang bagus," katanya.
Adanya konsep toleransi inilah, kata dia, yang akan mendasari pentingnya membangun negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terutama dari dalam pondok pesantren dan juga dari Nahdlatul Ulama ini.
"Saya kira inilah yang akan menjadi revitalisasi kongres ke dua Pergunu karena capaian akademis yang bagus tidak akan menjadi bagus kalau tidak diimbangi dengan keharmonisan di dalamnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Dengan adanya kualitas yang bagus, maka hasil lulusan yang dihasilkan juga menjadi bagus," katanya saat menghadiri kegiatan Kongres ke-II Pergunu di Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet, Mojokerto, Jatim, Kamis malam.
Ia mengemukakan, peningkatan kualitas tersebut memang harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sampai dengan sekolah tempatnya mengajar.
"Salah satu capaian bangsa adalah ditentukan oleh kualitas tenaga pendidik dan bukan dari tenaga pengajar. Yang menjadi komprehensif yaitu guru NU harus bisa memahami dan menjadi juru bicara pada Ahlussunnah Waljamaah," katanya
Menurutnya, kekuatan dari pesantren ini salah satunya juga berasal dari kekuatan pendidik dan kualitas guru.
"Dengan ini peran NU dan menanamkan nilai-nilai yang ada di dalamnya, ada pembelajaran dan juga ada toleransi yang bagus," katanya.
Adanya konsep toleransi inilah, kata dia, yang akan mendasari pentingnya membangun negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terutama dari dalam pondok pesantren dan juga dari Nahdlatul Ulama ini.
"Saya kira inilah yang akan menjadi revitalisasi kongres ke dua Pergunu karena capaian akademis yang bagus tidak akan menjadi bagus kalau tidak diimbangi dengan keharmonisan di dalamnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016