Pangkalpinang (Antara Babel) - Pelaksana Tugas Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Yuswandi A Temenggung berharap pemerintah kabupaten/kota mengalokasikan dana APBD 2017 untuk penanaman dan pemeliharaan pohon di lahan kritis di daerah itu.
"Kami berharap pemkab/pemkot menganggarkan satu persen dana dari total APBD, guna mempercepat program penghijauan di lahan kritis, bekas tambang timah di daerah ini," kata Yuswandi A Temenggung di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan dana penanaman dan pemeliharan pohon memiliki keterkaitan erat dan saling mempengaruhi hasil program penghijauan yang akan dicapai. Jika hanya menganggarkan penanaman tanpa dana pemeliharaan pohon, maka hasilnya tidak maksimal.
"Banyak bibit pohon yang ditanam di lahan kritis mati, karena tidak adanya pemeliharaan," ujarnya.
Ia menjelaskan sat ini terdapat 24,3 juta hektare lahan kritis di Indonesia, sehingga perlu kerja keras dan komitmen semua pihak untuk menghijaukan kembali lahan-lahan kritis itu.
"Kami juga meminta perusahaan BUMN, swasta melalui dana CSR melakukan penanaman dan pemeliharan pohon," ujarnya.
Tidak hanya itu, pihaknya berharap Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI meminta rektor perguruan tinggi negeri, swasta, kepala sekolah SD, SMP, SMA mengajak mahasiswa dan pelajar menanam dan memelihara pohon.
"Menghijaukan dan melestarikan hutan ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh elemen masyarakat," ujarnya.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Babel, Nazalyus mengatakan pemerintah provinsi tahun ini telah melakukan penanaman dan merawat 7.566.938 batang pohon.
"Selama ini pemkab/pemkot hanya menganggarkan penanaman tanpa diiringi dana pemeliharaan pohon, sehingga banyak bibit tanaman yang ditanam mati, karena kurangnya perawatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Kami berharap pemkab/pemkot menganggarkan satu persen dana dari total APBD, guna mempercepat program penghijauan di lahan kritis, bekas tambang timah di daerah ini," kata Yuswandi A Temenggung di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan dana penanaman dan pemeliharan pohon memiliki keterkaitan erat dan saling mempengaruhi hasil program penghijauan yang akan dicapai. Jika hanya menganggarkan penanaman tanpa dana pemeliharaan pohon, maka hasilnya tidak maksimal.
"Banyak bibit pohon yang ditanam di lahan kritis mati, karena tidak adanya pemeliharaan," ujarnya.
Ia menjelaskan sat ini terdapat 24,3 juta hektare lahan kritis di Indonesia, sehingga perlu kerja keras dan komitmen semua pihak untuk menghijaukan kembali lahan-lahan kritis itu.
"Kami juga meminta perusahaan BUMN, swasta melalui dana CSR melakukan penanaman dan pemeliharan pohon," ujarnya.
Tidak hanya itu, pihaknya berharap Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI meminta rektor perguruan tinggi negeri, swasta, kepala sekolah SD, SMP, SMA mengajak mahasiswa dan pelajar menanam dan memelihara pohon.
"Menghijaukan dan melestarikan hutan ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh elemen masyarakat," ujarnya.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Babel, Nazalyus mengatakan pemerintah provinsi tahun ini telah melakukan penanaman dan merawat 7.566.938 batang pohon.
"Selama ini pemkab/pemkot hanya menganggarkan penanaman tanpa diiringi dana pemeliharaan pohon, sehingga banyak bibit tanaman yang ditanam mati, karena kurangnya perawatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016