Timika (Antara Babel) - Kepolisian Resor Mimika, Papua mengharapkan proses relokasi pekerja tambang terbuka Grasberg PT Freeport Indonesia ke bagian lain di lingkungan perusahaan itu berlangsung lancar tanpa masalah.
Kepala Kepolisian Resor Mimika AKBP Victor Dean Mackbon di Timika, Senin, mengatakan menyusul akan segera ditutupnya operasi tambang terbuka Grasberg maka saat ini PT Freeport tengah melakukan proses transisi pekerja ke bagian-bagian lain di lingkungan perusahaan itu.
"Kami harapkan seluruh pekerja dan keluarga mereka membantu perusahaan dan mendukung apa yang disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan. Yang jelas kami akan berusaha menciptakan situasi yang kondusif," kata Victor.
Victor mengingatkan bahwa keberadaan PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua bukan saja menjadi sandaran hidup bagi puluhan ribu pekerja dan keluarga mereka (termasuk pekerja perusahaan kontraktor), tetapi juga merupakan aset negara yang harus didukung.
Keberlangsungan operasional perusahaan tambang Freeport, katanya, menjadi jaminan bagi pekerja dan keluarga mereka serta pemerintah untuk menikmati pendapatan dari perusahaan itu.
"Kalau pekerja dan keluarga mereka mendukung perusahaan untuk meningkatkan produksi, maka tentu perusahaan ini akan terus memberikan penghasilan yang memadai untuk pekerjanya. Perusahaan ini milik kita bersama. Tolong ciptakan situasi dan kondisi yang dinamis. Jangan termakan dengan isu-isu," ujar Victor mengingatkan.
Victor mengatakan jajaran kepolisian baik Satuan Tugas Pengamanan PT Freeport Indonesia maupun Polres Mimika selalu memonitoring setiap perkembangan situasi yang terjadi di lingkungan operasi PT Freeport di kawasan Tembagapura dan sekitarnya.
"Apabila ada kelompok-kelompok atau oknum-oknum yang berusaha memprovokasi pekerja lalu berdampak pada produktivitas maka kami akan lakukan penegakan hukum. Kami harapkan semua pihak berfikir positif dan mendukung keberadaan perusahaan ini untuk kebaikan bersama," jelasnya.
Manajemen PT Freeport Indonesia secara bertahap akan merelokasi ribuan pekerja dari tambang terbuka Grasberg ke tambang bawah tanah (underground mining) menyusul akan segera ditutupnya operasi tambang terbuka Grasberg.
Kini PT Freeport Indonesia membentuk kantor transisi guna memberi pelatihan sekaligus proses relokasi pekerja tambang Grasberg ke tambang bawah tanah.
Pekerja yang bekerja di area tambang Grasberg diketahui berjumlah ribuan orang baik merupakan pekerja permanen PT Freeport Indonesia maupun pekerja pada sejumlah perusahaan kontraktor dan privatisasi.
Mereka terbagi pada tiga shif kerja dengan jumlah setiap shif masing-masing sekitar 700-800 orang pekerja.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Kepala Kepolisian Resor Mimika AKBP Victor Dean Mackbon di Timika, Senin, mengatakan menyusul akan segera ditutupnya operasi tambang terbuka Grasberg maka saat ini PT Freeport tengah melakukan proses transisi pekerja ke bagian-bagian lain di lingkungan perusahaan itu.
"Kami harapkan seluruh pekerja dan keluarga mereka membantu perusahaan dan mendukung apa yang disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan. Yang jelas kami akan berusaha menciptakan situasi yang kondusif," kata Victor.
Victor mengingatkan bahwa keberadaan PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua bukan saja menjadi sandaran hidup bagi puluhan ribu pekerja dan keluarga mereka (termasuk pekerja perusahaan kontraktor), tetapi juga merupakan aset negara yang harus didukung.
Keberlangsungan operasional perusahaan tambang Freeport, katanya, menjadi jaminan bagi pekerja dan keluarga mereka serta pemerintah untuk menikmati pendapatan dari perusahaan itu.
"Kalau pekerja dan keluarga mereka mendukung perusahaan untuk meningkatkan produksi, maka tentu perusahaan ini akan terus memberikan penghasilan yang memadai untuk pekerjanya. Perusahaan ini milik kita bersama. Tolong ciptakan situasi dan kondisi yang dinamis. Jangan termakan dengan isu-isu," ujar Victor mengingatkan.
Victor mengatakan jajaran kepolisian baik Satuan Tugas Pengamanan PT Freeport Indonesia maupun Polres Mimika selalu memonitoring setiap perkembangan situasi yang terjadi di lingkungan operasi PT Freeport di kawasan Tembagapura dan sekitarnya.
"Apabila ada kelompok-kelompok atau oknum-oknum yang berusaha memprovokasi pekerja lalu berdampak pada produktivitas maka kami akan lakukan penegakan hukum. Kami harapkan semua pihak berfikir positif dan mendukung keberadaan perusahaan ini untuk kebaikan bersama," jelasnya.
Manajemen PT Freeport Indonesia secara bertahap akan merelokasi ribuan pekerja dari tambang terbuka Grasberg ke tambang bawah tanah (underground mining) menyusul akan segera ditutupnya operasi tambang terbuka Grasberg.
Kini PT Freeport Indonesia membentuk kantor transisi guna memberi pelatihan sekaligus proses relokasi pekerja tambang Grasberg ke tambang bawah tanah.
Pekerja yang bekerja di area tambang Grasberg diketahui berjumlah ribuan orang baik merupakan pekerja permanen PT Freeport Indonesia maupun pekerja pada sejumlah perusahaan kontraktor dan privatisasi.
Mereka terbagi pada tiga shif kerja dengan jumlah setiap shif masing-masing sekitar 700-800 orang pekerja.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017