Muntok (Antara Babel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menargetkan sebanyak 30 persen atau 21 desa menjadi "Open Defacation Free (ODF)" atau terbebas dari kasus buang air besar sembarangan pada 2017.

"Sampai saat ini baru 11 desa yang sudah terbebas dari kasus buang air besar sembarangan, kami berharap dengan meningkatnya jumlah desa ODF akan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Achmad Nursyandi di Muntok, Kamis.

Ia mengatakan, untuk memenuhi target tersebut memang tidak mudah karena kesadaran masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan masih rendah.

"Kebiasaan turun temurun itu perlu segera diatasi dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak penyakit yang ditimbulkan akibat buang air besar sembarangan," kata dia.

Menurut dia, upaya sosialisasi dan pemicuan sanitasi total berbasis masyarakat akan terus ditingkatkan di seluruh desa hingga ke pelosok kampung.

Selain itu, pemberian bantuan stimulan untuk membangun jamban bagi masyarakat kurang mampu dan miskin juga terus dilakukan.

"Dengan adanya ketersediaan jamban di seluruh rumah, kami yakin kebiasaan buang air besar sembarangan akan berkurang dan setelah menerima manfaat bagi kesehatan, masyarakat akan semakin sadar pentingnya buang air bersih di jamban," kata dia.

Pemerintah desa di daerah itu juga didorong agar aktif memberikan kesadaran warganya untuk tidak buang air besar sembarangan sekaligus memfasilitasi pembangunana jamban sehat di seluruh rumah warga.

"Pola arisan jamban yang dilakukan selama ini cukup efektif, teerbukti 11 desa ODF seluruhnya menerapkan pola tersebut," kata dia.

Ia mengatakan, target 100 persen desa di daerah itu menjadi desa ODF diharapkan mampu tercapai pada 2020.

"Pada 2018 ditargetkan seluruh bangunan rumah di wilayah Kecamatan Kelapa sudah memiliki jamban sehat, dan bisa mempengaruhi desa-desa lain untuk meniru langkah tersebut," kata dia.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tidak buang air besar sembarangan diharapkan mampu menurunkan kasus penyakit seperti diare, kolera, tipus, hepatitis A dan lainnya.

"Diare masih menempati urutan lima penyakit terbanyak kasus yang terjadi di Bangka Barat dengan jumlah mencapai lebih dari 50.000 kasus per tahun, kami harapkan program yang dikembangkan mampu menurunkan jumlah kasus tersebut," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017