Pangkalpinang (Antara Babel) - Ketua Umum Forum CSR Kesejahteraan Sosial, La Tofi menyatakan, perusahaan penambangan yang beroperasi di Indonesia khususnya Bangka Belitung kurang peduli terhadap lingkungannya, seiring kerusakan lingkungan di daerah itu tinggi.

"Jika terjadi kerusakan lingkungan ini tentunya perusahaan yang beroperasi tidak melakukan tanggung jawab sosialnya," katanya di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan, kerusakan lingkungan yang terjadi di Bangka Belitung ini karena kesadaran atau tanggungjawab perusahaan tambang timah yang masih rendah untuk menghijaukan kembali lahan bekas tambang tersebut.

"Tanggungjawab sosial ini, tidak hanya bermakna komonitas tetapi bermakna lingkungan," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, pemerintah daerah harus lebih keras dan mengawasi perusahaan-perusahaan yang tidak melaksanakan tanggung jawab sosial ini.

"Lebih keras ini dalam arti bagaimana pemerintah daerah mengajak perusahaan bertanggungjawab terhadap lingkungan," ujarnya.

Menurut dia, mengawasi dan menindak perusahaan yang tidak melaksanakan CSR lingkungan ini tentu melalui mekanisme dan hukum yang berlaku.

"Salah satu mekanisme pengawasan yang ditawarkan adalah melalui Forum CSR ini. Apabila forum ini berjalan maka forum ini bisa menjadi wadah dan perusahaan tambang ini bisa diarahkan untuk lebih peduli dengan lingkungan," ujarnya.

Ia mengatakan,  Forum CSR Kesejahteraan Sosial yang berdiri berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 13 Tahun 2012.

"Forum CSR ini tidak didesain untuk mengumpulkan dana dari perusahaan. Justru Forum ini akan mendorong perusahaan melakukan praktik CSR dengan benar, sinergi bagi para pemangku kepentingan semata sebagai kerja sama untuk proyek percepatan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Pewarta: pewarta: aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013