Pangkalpinang (Antara Babel) - Khatib Shalat Idul Fitri 1438 Hijriah di Lapangan Merdeka Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rusydi Sulaiman mengatakan Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum perbaikan diri umat Islam menuju insan sempurna di lingkungan sosialnya.

"Idul Fitri adalah kembali fitrah, menjadi suci kembali dan memperoleh kemenangan setelah bermujahadah selama Ramadhan," kata Rusydi di Pangkalpinang, Minggu.

Ia menyebutkan, kebaikan dan kebajikan yang didasarkan ketulusan diri seorang hamba pasti dibalas oleh Allah SWT. Adapun Lebaran adalah titik tolak menuju suasana baru.

Selanjutnya, kata dia, Idul Fitri mengilhami sikap muhasabah yaitu mawas diri, introspeksi diri, menguji ulang, menakar sejauh mana telah berbuat terhadap orang lain.

"Identiknya perbuatan tersebut dengan lumuran dosa atau limpahan pahala. Salah satu solusinya adalah bersilahturahim, meminta maaf, memaafkan dan saling bermaaf-maafan," katanya.

Dosen STAIN SAS Kepulauan Babel itu juga mengatakan silahturahim adalah langkah awal untuk menjadi suci kembali sebelum membuka lembaran kehidupan berikutnya. Apapun masalah umat dan hubungannya dengan orang lain sebelumnya akan teratasi dengan bersilahturahim.

"Silahturahim membuat segala dilupakan dan tertutupi, apalagi dilakukan dengan penuh ketulusan dan sepakat untuk tidak mengulangi hal-hal yang mengganggu kelangsungan hubungan sesama," ujarnya.

Menurut Rusydi Sulaiman yang juga menjabat sebagai Direktur  Madania Center Kepulauan Babel, Lebaran sebagai refleksi dari Idul Fitri tidak semata-mata mengandung pengertian bersenang-senang dan berhura-hura, karena hakekatnya adalah silahturahim.

"Lebaran diambil dari kata lebar berarti selesai. Salah satu bentuk kegiatan Lebaran adalah memasak makanan untuk dihidangkan bagi orang-orang yang bertamu agar ikatan silahturahim tetap terjaga dengan baik," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017