Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, perlu mengoptimalkan pemanfaatan pandan laut sebagai bahan baku kerajinan, kata Kepala Bagian Ekonomi, Pembangunan dan BUMD Pemkab Bangka Barat Ahmad Yahya.
"Pandan laut atau 'pandanus tectorius' banyak terdapat di pesisir dan selama ini tidak termanfaatkan masyarakat di daerah itu, sementara di Pulau Jawa sudah dieksploitasi untuk kerajinan," ujar Barat Ahmad Yahya di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, pandan laut atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan mengkuang memiliki nilai ekonomi tinggi dan cukup diminati pasar internasional, jika mampu diolah menjadi barang-barang kerajinan dan bisa berguna untuk meningkatkan ekonomi daerah,.
Yahya menambahkan bahwa di Pulau Jawa kerajinan berbahan baku pandan laut sudah cukup berkembang dengan produk seperti tas, kursi, keranjang, meja, almari, tikar dan lainnya.
"Produk kerajinan tersebut cukup diminati bahkan nilai perdagangan produk tersebut mencapai miliaran rupiah per tahun dan mampu menampung ribuan orang tenaga kerja," katanya.
Menurutnya, pemerintah kabupaten setempat perlu segera menyeriusi sektor ekonomi kreatif tersebut yang diharapkan bisa menjadi ekonomi baru persiapan pascatimah.
"Mungkin sektor kerajinan saat ini belum dilirik masyarakat karena mereka masih banyak bergantung pada pertambangan, namun pascatimah yang pasti akan datang, perlu segera disiapkan," kata dia.
Hal senada diungkapkan Retno Widiastuti dari Balai Besar Kerajinan Yogyakarta beberapa hari lalu saat memberikan lokakarya tentang pandan laut di Muntok, menurutnya Pemkab setempat perlu memperhatikan potensi besar yang dimiliki tersebut, dengan menggandeng masyarakat untuk mengolah menjadi bentuk baru, mengingat pertanian di daerah itu dinilai kurang layak untuk menopang kesejahteraan petani.
"Perlu upaya berbagai pihak untuk mentransformasikan masyarakat petani menjadi masyarakat industri kecil yang memanfaatkan potensi alam sekitarnya dengan sentuhan tehnologi sederhana namun memiliki nilai jual tinggi," kata dia.
Ia yakin, jika upaya tersebut dilakukan serius dan terus menerus maka ke depan ekonomi kreatif akan mampu menopang kesejahteraan masyarakat setempat.
Menurutnya, industri kecil kreatif ini tidak hanya menyediakan lapangan pekerjaan sebagai perajin saja, namun di situ juga melibatkan pedagang, pengepul, ekportir, usaha transportasi, ekspedisi, administrasi dan lainnya.
Sebagai langkah menuju ke arah itu, kata dia, pemkab harus berani memulai dengan menggandeng pihak-pihak berkompeten untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kerajinan kepada masyarakat, selanjutnya menggandeng perusahaan yang ada untuk dijadikan rekanan atau bapak angkat para perajin sampai mereka benar-benar mandiri.
"Jika sektor ini dijalankan dengan didasari komitmen bersama, kami yakin ke depan akan banyak terserap tenaga kerja di dalamnya dan masyarakat Bangka Barat akan mandiri dan sejahtera dengan sendirinya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Pandan laut atau 'pandanus tectorius' banyak terdapat di pesisir dan selama ini tidak termanfaatkan masyarakat di daerah itu, sementara di Pulau Jawa sudah dieksploitasi untuk kerajinan," ujar Barat Ahmad Yahya di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, pandan laut atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan mengkuang memiliki nilai ekonomi tinggi dan cukup diminati pasar internasional, jika mampu diolah menjadi barang-barang kerajinan dan bisa berguna untuk meningkatkan ekonomi daerah,.
Yahya menambahkan bahwa di Pulau Jawa kerajinan berbahan baku pandan laut sudah cukup berkembang dengan produk seperti tas, kursi, keranjang, meja, almari, tikar dan lainnya.
"Produk kerajinan tersebut cukup diminati bahkan nilai perdagangan produk tersebut mencapai miliaran rupiah per tahun dan mampu menampung ribuan orang tenaga kerja," katanya.
Menurutnya, pemerintah kabupaten setempat perlu segera menyeriusi sektor ekonomi kreatif tersebut yang diharapkan bisa menjadi ekonomi baru persiapan pascatimah.
"Mungkin sektor kerajinan saat ini belum dilirik masyarakat karena mereka masih banyak bergantung pada pertambangan, namun pascatimah yang pasti akan datang, perlu segera disiapkan," kata dia.
Hal senada diungkapkan Retno Widiastuti dari Balai Besar Kerajinan Yogyakarta beberapa hari lalu saat memberikan lokakarya tentang pandan laut di Muntok, menurutnya Pemkab setempat perlu memperhatikan potensi besar yang dimiliki tersebut, dengan menggandeng masyarakat untuk mengolah menjadi bentuk baru, mengingat pertanian di daerah itu dinilai kurang layak untuk menopang kesejahteraan petani.
"Perlu upaya berbagai pihak untuk mentransformasikan masyarakat petani menjadi masyarakat industri kecil yang memanfaatkan potensi alam sekitarnya dengan sentuhan tehnologi sederhana namun memiliki nilai jual tinggi," kata dia.
Ia yakin, jika upaya tersebut dilakukan serius dan terus menerus maka ke depan ekonomi kreatif akan mampu menopang kesejahteraan masyarakat setempat.
Menurutnya, industri kecil kreatif ini tidak hanya menyediakan lapangan pekerjaan sebagai perajin saja, namun di situ juga melibatkan pedagang, pengepul, ekportir, usaha transportasi, ekspedisi, administrasi dan lainnya.
Sebagai langkah menuju ke arah itu, kata dia, pemkab harus berani memulai dengan menggandeng pihak-pihak berkompeten untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kerajinan kepada masyarakat, selanjutnya menggandeng perusahaan yang ada untuk dijadikan rekanan atau bapak angkat para perajin sampai mereka benar-benar mandiri.
"Jika sektor ini dijalankan dengan didasari komitmen bersama, kami yakin ke depan akan banyak terserap tenaga kerja di dalamnya dan masyarakat Bangka Barat akan mandiri dan sejahtera dengan sendirinya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013