Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Perum Bulog Subdivre Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan belum bisa membeli beras petani, karena harga beras lokal lebih tinggi dibandingkan harga yang ditetapkan pemerintah.
"Harga beras petani mencapai Rp10.500 per kilogram, atau lebih rendah dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan Rp8.030 per kilogram," kata Kepala Perum Bulog Subdivre Bangka Tri Novianti di Pangkalpinang, Rabu.
Selain itu, Bulog belum bisa membeli beras lokal, karena petani tidak kesulitan memasarkan hasil panen gabah kering giling dan beras di pasaran.
"Petani mudah memasarkan beras, bahkan produksi yang dihasilkan kurang untuk memenuhi permintaan pasar," katanya.
Novianti mengatakan dalam penambahan persediaan beras di gudang untuk penyaluran beras sejahtera (rastra), operasi pasar dan lainnya, pihaknya hanya mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa dan Sumatera.
"Saat ini stok beras cukup, karena pasokan dari luar daerah berjalan dengan lancar," ujarnya.
Menurut dia hingga saat ini kondisi cuaca buruk di perairan belum mengganggu pasokan beras dari luar daerah, karena menggunakan kapal berukuran besar dan peti kemas guna mempercepat pendistribusian dari daerah asal dan juga dalam upaya menjaga kualitas beras.
"Kita sudah tidak lagi menggunakan sistem curah dalam penambahan pasokan, karena biaya operasional yang lebih tinggi dan juga dapat mempengaruhi kualitas beras yang akan disalurkan kepada masyarakat di daerah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Harga beras petani mencapai Rp10.500 per kilogram, atau lebih rendah dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan Rp8.030 per kilogram," kata Kepala Perum Bulog Subdivre Bangka Tri Novianti di Pangkalpinang, Rabu.
Selain itu, Bulog belum bisa membeli beras lokal, karena petani tidak kesulitan memasarkan hasil panen gabah kering giling dan beras di pasaran.
"Petani mudah memasarkan beras, bahkan produksi yang dihasilkan kurang untuk memenuhi permintaan pasar," katanya.
Novianti mengatakan dalam penambahan persediaan beras di gudang untuk penyaluran beras sejahtera (rastra), operasi pasar dan lainnya, pihaknya hanya mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa dan Sumatera.
"Saat ini stok beras cukup, karena pasokan dari luar daerah berjalan dengan lancar," ujarnya.
Menurut dia hingga saat ini kondisi cuaca buruk di perairan belum mengganggu pasokan beras dari luar daerah, karena menggunakan kapal berukuran besar dan peti kemas guna mempercepat pendistribusian dari daerah asal dan juga dalam upaya menjaga kualitas beras.
"Kita sudah tidak lagi menggunakan sistem curah dalam penambahan pasokan, karena biaya operasional yang lebih tinggi dan juga dapat mempengaruhi kualitas beras yang akan disalurkan kepada masyarakat di daerah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018