Jakarta (Antaranews Babel) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendorong komitmen negara-negara anggota Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk menyelesaikan perundingan pada 2018 dan tidak mengambil langkah menghambat perundingan tersebut.

Hal tersebut disampaikan Enggartiasto dalam Pertemuan Intersesi Menteri "Regional Comprehensive Economic Partnership" (RCEP) keempat di Singapura, dalam rangkaian Pertemuan Retreat ASEAN Economic Minister (AEM) ke-24.

"Pertemuan Menteri RCEP ini secara khusus dimaksudkan untuk menindaklanjuti arahan dari Kepala Negara atau Pemerintahan RCEP pada bulan November 2017 lalu, yaitu menyelesaikan secara substansial perundingan RCEP," kata Enggartiasto, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin.

Enggartiasto menambahkan, seluruh menteri ekonomi diharapkan datang dengan mandat baru untuk memberikan arah yang jelas kepada para perunding agar dapat menyelesaikan berbagai isu yang belum dapat diselesaikan hingga akhir 2018.

Enggartiasto menambahkan, penyelesaian RCEP tidak bisa hanya bertumpu pada satu atau dua negara saja. ASEAN harus memastikan kepemimpinan dan sentralitasnya serta menyelesaikan perundingan RCEP pada 2018.

"Indonesia tidak dapat mengemban tanggung jawab ini sendiri, semua negara anggota harus bersama-sama mencapai kemajuan dan saling membantu untuk mengatasi kesulitan dan sensitivitas yang dihadapi masing-masing negara," ujar Enggartiasto.

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Lim Hng Kiang selaku Ketua AEM tahun 2018, didampingi Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo selaku Ketua Tim Perunding (TNC Chair) RCEP.

Dalam kesempatan itu, Iman mengatakan, para perunding harus fokus menyelesaikan perundingan dengan berpedoman pada proposal yang telah diajukan, mengingat tenggat waktu perundingan yang semakin dekat. Perundingan sudah memasuki tahapan krusial setelah berlangsung enam tahun.

"Namun, hingga saat ini masing-masing negara anggota RCEP, khususnya negara-negara mitra masih bertahan dengan posisi mereka," ujar Iman.

Dia menambahkan, oleh karena itu, selaku ketua perunding selalu mengarahkan perundingan agar fokus pada proposal final "landing zones" yang kami usulkan, khususnya untuk beberapa isu krusial agar perundingan dapat diselesaikan.

Sebelum bertemu dengan enam menteri negara mitra dalam pertemuan intersesi RCEP, para menteri ekonomi ASEAN terlebih dahulu bertemu untuk berkonsolidasi.

Iman berkesempatan melaporkan perkembangan perundingan hingga Putaran ke-21, khususnya terkait capaian-capaian dan berbagai tantangan yang harus diselesaikan bila perundingan RCEP harus selesai tahun ini. Para menteri menyambut baik kemajuan yang dicapai, dan memberikan arahan atas berbagai isu yang belum mencapai konsensus.

Beberapa isu tersebut adalah mengenai komitmen 16 negara anggota untuk menyampaikan :"comprehensive third offer" mereka, ketentuan asal barang (Rules of Origin/ROO), perdagangan jasa, investasi, dan kompetisi.

Para menteri pun menegaskan kembali besarnya manfaat yang akan dirasakan oleh seluruh negara anggota RCEP dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tiap-tiap negara anggota.

RCEP juga dapat memfasilitasi perdagangan dan investasi dalam mendukung perluasan dan pendalaman regional "value chain". Selain itu, RCEP akan berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan perdagangan global.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018