Koba (Antaranews Babel) - Kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) Berok Barokah Makmur (BBM) di Kecamatan Koba, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membutuhkan dua kolam bioflok untuk tempat penyortiran ikan lele.

"Sekarang kami sudah punya 10 unit kolam lele bioflok bantuan dari Dinas Perikanan Bangka Tengah, kami masih membutuhkan dua kolam untuk tempat penyortiran," kata ketua Pokdakan BBM, Amin di Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Minggu.

Ia menyebutkan, dua kolam tempat penyortiran itu difungsikan untuk memilah lele yang berada di kolam utama untuk dipindahkan sehingga muatan kolam utama tidak melebihi kapasitas.

"Kalau ada kolam sortir maka kami bisa memilah dan memindahkan sebagian lele ke kolam cadangan sehingga jumlahnya tidak melebihi kapasitas," katanya.

Menurut dia, jika ada dua kolam cadangan untuk penyortiran maka lele dengan ukuran besar bisa dipindahkan ke kolam cadangan dan itu juga menghindari banyaknya lele yang mati.

"Kalau isi satu kolam sudah melebihi kapasitas maka tingkat kematiannya tinggi. Lele berukuran besar dipindahkan ke kolam cadangan," katanya.

Ia menjelaskan, saat ini Pokdakan BBM sudah memproduksi sekitar 18 ribu lebih lele dari 10 kolam yang mereka kelola dan dilepas ke pasaran dengan harga Rp20 ribu per kilogram.

"Satu kolam kami taburkan benih sebanyak 2.000 ekor, tingkat kematiannya sekitar 10 persen maka rata-rata kami berproduksi sekitar 18 ribu ekor dari 10 kolam bioflok tersebut," katanya.

Pembudidayaan lele dengan pola bioflok diakuinya lebih menguntungkan terutama lebih ekonomis karena tidak perlu lahan yang luas, lebih hemat pakan dan cepat panen.

"Dua bulan lebih kami sudah bisa panen, jadi dalam setahun itu kami bisa panen tiga hingga empat kali setahun untuk satu kolam bioflok. Jika waktu pembenihannya tidak bersamaan maka bisa panen setiap bulan," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018