Koba (Antaranews Babel) - Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dedy Muchdiyat mengatakan produksi lele bioflok di daerah ini mencapai 1,3 ton/kolam per tahun.
"Satu kolam lele dengan pola bioflok bisa dipanen tiga kali dalam setahun dengan produksi mencapai 1,3 ton," katanya di Koba, Selasa.
Ia menjelaskan, para pembu didaya bisa menghasilkan uang mencapai Rp9 juta lebih per bulan jika budi daya lele dengan pola bioflok mampu dikembangkan dengan baik.
"Jika dikeluarkan biaya operasional untuk pakan dan bibit, maka para pembudi daya bisa mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp4 juta hingga Rp5 juta per bulan," katanya.
Ia mengatakan, jika masyarakat benar-benar tekun membudidayakan lele akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan itu merupakan tujuan dari Dinas Perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan.
"Membudidayakan lele dengan pola bioflok sangat praktis, ekonomis, dan efesien karena tidak perlu lahan luas dan pengawasannya lebih intensif," katanya.
Pihaknya berupaya menggalakkan budi daya lele dengan pola bioflok tersebut karena memiliki prosfek ekonomi mengingat tingginya permintaan konsumen.
"Apalagi lele bioflok ini tidak membutuhkan biaya yang besar, maka kami mendorong warga menjadikan ini usaha utama untuk menjalankan roda perekonomian keluarga," katanya.