Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengoptimalkan pengelolaan lingkungan sumber air baku, guna mengurangi potensi bencana alam di daerah itu.
"Selama ini pengelolaan sumber air baku masyarakat seperti sungai, kolong bekas tambang belum terkelola dengan baik," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kepulauan Babel Noviar Ishak di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menjelaskan pengelolaan lingkungan sumber air sangat penting, guna menjaga kualitas dan kuantitas air sehat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tidak hanya itu, pengelolaan sumber air baku melalui penertiban tambang liar, penebangan hutan dan perusakan lingkungan ini juga untuk mengantisipasi bencana banjir dan kekeringan.
"Selama ini di saat musim hujan terjadi banjir dan kemarau terjadi kekeringan. Ini menandakan pengelolaan lingkungan sumber air baku masyarakat tidak sehat," katanya.
Untuk itu, pada peringatan Hari Air Sedunia 2018 bertemakan "Jangan wariskan air mata kepada anak cucu kita, tapi wariskan mata air", pemerintah provinsi melakukan penanaman, memelihara pohon di kawasan kolong, aliran sungai dan membersihkan sampah di saluran air masyarakat.
"Peringatan Hari Air Sedunia ini momentum melakukan penyelamatkan lingkungan sumber air dari aktivitas tambang, penebangan hutan liar dan lainnya," katanya.
Menurut dia untuk menyelamatkan sumber air baku ini perlu kerja keras semua pihak, mengingat provinsi ini merupakan daerah kepulauan penghasil bijih timah terbesar di dunia.
"Kami berharap semua pihak termasuk masyarakat peduli dengan lingkungan agar air ini menjadi berkah dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup anak cucu di masa mendatang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Selama ini pengelolaan sumber air baku masyarakat seperti sungai, kolong bekas tambang belum terkelola dengan baik," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kepulauan Babel Noviar Ishak di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menjelaskan pengelolaan lingkungan sumber air sangat penting, guna menjaga kualitas dan kuantitas air sehat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tidak hanya itu, pengelolaan sumber air baku melalui penertiban tambang liar, penebangan hutan dan perusakan lingkungan ini juga untuk mengantisipasi bencana banjir dan kekeringan.
"Selama ini di saat musim hujan terjadi banjir dan kemarau terjadi kekeringan. Ini menandakan pengelolaan lingkungan sumber air baku masyarakat tidak sehat," katanya.
Untuk itu, pada peringatan Hari Air Sedunia 2018 bertemakan "Jangan wariskan air mata kepada anak cucu kita, tapi wariskan mata air", pemerintah provinsi melakukan penanaman, memelihara pohon di kawasan kolong, aliran sungai dan membersihkan sampah di saluran air masyarakat.
"Peringatan Hari Air Sedunia ini momentum melakukan penyelamatkan lingkungan sumber air dari aktivitas tambang, penebangan hutan liar dan lainnya," katanya.
Menurut dia untuk menyelamatkan sumber air baku ini perlu kerja keras semua pihak, mengingat provinsi ini merupakan daerah kepulauan penghasil bijih timah terbesar di dunia.
"Kami berharap semua pihak termasuk masyarakat peduli dengan lingkungan agar air ini menjadi berkah dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup anak cucu di masa mendatang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018