Sungailiat (Antara Babel) - Bupati Bangka Tarmizi Saat mengatakan tradisi "Nganggung" yang digelar warga masyarakat di daerahnya dapat mempererat tali persaudaraan sekaligus sebagai wujud gotong royong.
"Tradisi ini juga dapat meningkatkan rasa kebersamaan di antara masyarakat sehingga semakin mempererat tali persaudaraan," katanya di Sungailiat, Selasa.
Ia mengatakan, "Nganggung" digelar untuk menyambut datangnya hari besar keagamaan, menghormati orang yang meninggal dunia, serta menyambut kedatangan tamu seperti gubernur atau bupati.
"Tradisi ini dilakukan tidak hanya jika ada yang meninggal saja, namun juga menyambut hari besar agama Islam semisalnya Lebaran, Maulid, Isra Mi'raj dan menyambut datangnya tamu-tamu penting," ujarnya.
Meski dihadapkan pada derasnya hantaman zaman, ia berharap tradisi itu masih berlanjut dan diapresiasi masyarakat dalam berbagai kepentingan yang ada di dalamnya.
"Kegiatan ini sangat unik dan menarik, apalagi terlihat masyarakat sangat kompak dalam menggelarnya," katanya.
Ia menambahkan, "Nganggung" merupakan rangkaian kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan saling membantu antarwarga dalam suatu desa atau kampung.
"Tradisi ini masih melekat di dalam kehidupan bermasyarakat bukan hanya di Kabupaten Bangka tetapi tetapi hampir di semua lapisan masyarakat Babel," ujarnya.
Tradisi "Nganggung" sendiri merupakan sebuah kegiatan dengan membawa dulang berisi makanan ke masjid atau langgar yang dilakukan semua elemen masyarakat baik yang kaya maupun yang miskin.
"Kegiatan ini tidak mewajibkan seluruh masyarakat ikut serta, tetapi tergantung kemampuan ekonomi masing-masing," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
"Tradisi ini juga dapat meningkatkan rasa kebersamaan di antara masyarakat sehingga semakin mempererat tali persaudaraan," katanya di Sungailiat, Selasa.
Ia mengatakan, "Nganggung" digelar untuk menyambut datangnya hari besar keagamaan, menghormati orang yang meninggal dunia, serta menyambut kedatangan tamu seperti gubernur atau bupati.
"Tradisi ini dilakukan tidak hanya jika ada yang meninggal saja, namun juga menyambut hari besar agama Islam semisalnya Lebaran, Maulid, Isra Mi'raj dan menyambut datangnya tamu-tamu penting," ujarnya.
Meski dihadapkan pada derasnya hantaman zaman, ia berharap tradisi itu masih berlanjut dan diapresiasi masyarakat dalam berbagai kepentingan yang ada di dalamnya.
"Kegiatan ini sangat unik dan menarik, apalagi terlihat masyarakat sangat kompak dalam menggelarnya," katanya.
Ia menambahkan, "Nganggung" merupakan rangkaian kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan saling membantu antarwarga dalam suatu desa atau kampung.
"Tradisi ini masih melekat di dalam kehidupan bermasyarakat bukan hanya di Kabupaten Bangka tetapi tetapi hampir di semua lapisan masyarakat Babel," ujarnya.
Tradisi "Nganggung" sendiri merupakan sebuah kegiatan dengan membawa dulang berisi makanan ke masjid atau langgar yang dilakukan semua elemen masyarakat baik yang kaya maupun yang miskin.
"Kegiatan ini tidak mewajibkan seluruh masyarakat ikut serta, tetapi tergantung kemampuan ekonomi masing-masing," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014