Surabaya (Antaranews Babel) - Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Yasonna H Laoly memastikan pembangunan lembaga pemasyarakatan teroris yang ada di Nusakambangan, Karanganyar, akan selesai pada akhir 2018.
"Pada akhir tahun ini selesai dengan keamanan super maksimum, dengan kapasitas 520 orang," katanya usai melakukan kebaktian di GKI Jalan Diponegoro, Surabaya, Minggu.
Ia mengemukakan, selain di Nusakambangan pembangunan rutan dengan keamanan super maksimal juga dilakukan di Cikeas, yang pembangunannya pada 2019.
"Kalau untuk khusus di Jatim masih belum, nanti yang ada dipindahkan ke sana (Nusakambangan- red)," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak seluruh jemaat yang ada di gereja tersebut untuk saling memaafkan, karena seluruh ajaran agama diajarkan untuk saling memaafkan.
"Perbedaan yang ada di Indonesia ini jangan digunakan untuk menimbulkan perpecahan, tetapi jadikan sebagai kekuatan," ujarnya.
Selain itu, kepada oknum yang pemikirannya masih sempit mari didoakan bersama supaya mereka tersadarkan ke jalan yang benar.
"Intinya jangan ada lagi dendam, jangan ada permusuhan karena agama mengajarkan untuk saling memaafkan. Bahkan, ibu dua anak yang menjadi korban juga sudah memaafkan," katanya.
Sementara itu, salah seorang jemaat gereja Joshua Poli mengatakan, sampai saat ini masih ada jemaat yang merasa trauma dengan kejadian pelaku bom bunuh diri tersebut.
"Oleh karena itu, pendampingan masih terus dilakukan, supaya para jemaat ini kuat dalam menghadapi musibah itu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Pada akhir tahun ini selesai dengan keamanan super maksimum, dengan kapasitas 520 orang," katanya usai melakukan kebaktian di GKI Jalan Diponegoro, Surabaya, Minggu.
Ia mengemukakan, selain di Nusakambangan pembangunan rutan dengan keamanan super maksimal juga dilakukan di Cikeas, yang pembangunannya pada 2019.
"Kalau untuk khusus di Jatim masih belum, nanti yang ada dipindahkan ke sana (Nusakambangan- red)," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak seluruh jemaat yang ada di gereja tersebut untuk saling memaafkan, karena seluruh ajaran agama diajarkan untuk saling memaafkan.
"Perbedaan yang ada di Indonesia ini jangan digunakan untuk menimbulkan perpecahan, tetapi jadikan sebagai kekuatan," ujarnya.
Selain itu, kepada oknum yang pemikirannya masih sempit mari didoakan bersama supaya mereka tersadarkan ke jalan yang benar.
"Intinya jangan ada lagi dendam, jangan ada permusuhan karena agama mengajarkan untuk saling memaafkan. Bahkan, ibu dua anak yang menjadi korban juga sudah memaafkan," katanya.
Sementara itu, salah seorang jemaat gereja Joshua Poli mengatakan, sampai saat ini masih ada jemaat yang merasa trauma dengan kejadian pelaku bom bunuh diri tersebut.
"Oleh karena itu, pendampingan masih terus dilakukan, supaya para jemaat ini kuat dalam menghadapi musibah itu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018