Cilacap (Antaranews Babel) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Nusakambangan, Cilacap "high risk" diperuntukkan untuk terpidana teroris yang merupakan "jantung jaringan".
"Saya lihat fasilitas disini, saya pikir kalau dijalankan betul bisa jadi `Super Maximum Security` ini bisa jadi `high risk prisoner` dan ini kita butuhkan untuk menempatkan kasus terorisme untuk jantung jaringan," kata Tito usai melakukan kunjungan ke Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jateng, Jumat. Bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yassona Laoly dan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol Arman Depari.
Artinya Lapas "high risk" ada yang untuk jaringan teroris dan ada yang jaringan narkoba. Jaringan teroris itu ada yang bagian inti, pendukung operasi dan simpatisan, katanya.
"Di sini yang ditempatkan adalah inti, mereka yang merupakan jantung jaringan. Ketika mereka ingin melemahkan jaringan itu, jantung inilah yang akan kita ambil, jantung inilah dipindahkan di `maximum security prisoner` supaya tidak memiliki hubungan dunia luar," kata Tito.
Namun lapas "high risk" masih manusiawi, masih ada pertemuan keluarga, hanya keluarga inti seperti istri, suami dan anak, katanya.
"Saya pikir bagus sekali tinggal manajemen personelnya, tadi pak menteri diskusi salah satunya tempat ini jadi `test case` untuk yang baru baru ingin naik promosi naiknya di sini. Kalau di polisi kita taruh di daerah konflik. Mungkin ada faktor lain ini disini saya sarankan dikasih tunjangan kinerja," kata Kapolri.
Sementara itu, saat meninjau Lapas Pasir Putih, Tito bertemu dengan salah satu narapidana Iwan Rois yang ditangkapnya pada tahun 2004, dimana saat itu Tito menjabat sebagai Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
"Terkait kasus peledakan Kedutaan Besar Australia, kita tangkap hidup-hidup di belakang IPB Bogor. Saat ditangkap dalam ransel ada bom dan senjata api," kata Tito.
Kapolri mengatakan ini nostalgia sama yang pernah ditangkapnya. "Dia bilang ini nostalgia tapi beda nasib," katanya.