Toboali  (Antaranews Babel) - Petani Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulaia setelah satu tahun melakukan penanaman.

"Alhamdulillah sudah ada buah lada yang dipetik walaupun tidak merata karena sebagian masih hijau dan belum bisa dianen," kata salah satu petani asal Desa Gadung, Kabupaten Bangka Selatan, Emmi, Rabu.

Dikatakannya, sebelum dipanen, terlebih dahulu harus bisa membedakan mana buah lada yang sudah siap dan mana yang belum siap dipetik.

"Karena sudah biasa berkebun lada, jadi tidak binggung lagi untuk membedakan buah yang sudah masak atau belum," katanya.

Setelah dipetik, buah lada harus direndam di air selama kurang lebih satu pekan dan setelah itu dicuci sampai bersih lalu baru dijemur.

"Proses pengeringannya tidak lama kalau cuaca panas, hanya memerlukan satu hingga dua hari baru bisa dijual," katanya.

Menurutnya hasil panen saat ini agak berkurang dari tahun lalu karena selain lada yang sudah tua, juga karena terjangkit penyakit kuning.?

"Kalau tahun kemarin hasilnya agak lumayan dan harga juga lumayan bagus, berbeda dengan tahun ini sudah hasil kurang ditambah dengan harga yang merosot drastis," katanya.

Untuk lalu harga lada per kilogram bisa mencapai Rp100 ribu lebih, namun sekarang harganya hanya berkisar antara Rp54.000 sampai dengan Rp55.000 per kilogram.

"Keadaan ini sangat tidak seimbang dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan mulai dari biaya pupuk hingga racun pembasmi penyakit yang terus naik, mudah-mudahan pemerintah dapat segera mengatasi keluhan petani saat ini," katanya.

Pewarta: Juniardi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018