Pangkalpinang (Antaranews Babel) - PT Timah Tbk membantu petani Koba Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan hutan pelawan bernilai ekonomis tinggi, guna meningkatkan pendapatkan dan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.

"Kami bersyukur PT Timah peduli dan membantu melestarikan hutan pelawan ini," kata salah seorang petani Koba, Zaiwan, di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan pengembangan luas hutan pelawan ini sangat menguntungkan masyarakat, karena pohon pelawan ini tidak hanya tempat bersarangnya lebah penghasil madu pahit, tetapi juga sebagai wadah pengembangan jamur pelawan yang bernilai ekonomi tinggi.

Harga madu pelawan bisa mencapai Rp250.000 per botol, sedangkan jamur pelawan Rp1,2 juta per kilogram.

Selain itu, daun dari pohon pelawan ini juga bisa dimanfaatkan atau dioleh menjadi teh yang berkhasiat untuk kesehatan dan mencegah serta menyembuhkan berbagai penyakit.

"Keberadaan hutan pelawan ini sudah menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian keluarga," ujarnya.

Menurut dia, saat ini luas hutan pelawan mencapai 142 hektare atau mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dua tahun sebelumnya.

"Kami berterima kasih kepada PT Timah, pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya yang telah membantu melestarikan kembali hutan pelawan daerah ini," katanya.

Demikian juga Mamang Syamsudin mengatakan pengembangan luas hutan pelawan ini sangat membantu petani meningkatkan pendapatan keluarganya.

"Saat ini hasil madu dan jamur pelawan meningkat untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas PT Timah Tbk, Anggi Siahaan mengatakan pengembangan hutan pelawan ini merupakan program perusahaan dalam melestarikan hutan yang akan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.

"Kita berkomitmen untuk terus mendukung masyarakat?dalam melestarikan lingkungan, peningkatan usaha kecil dan lainnya. Mudah-mudahan yang telah dilakukan perusahaan bermanfaat untuk peningkatan ekonomi masyarakat daerah ini," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018