Koba (Antara Babel) - Penggagas pelestarian hutan madu pelawan di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Zaiwan mendorong pemerintah daerah menginventarisasi jenis tanaman langka yang tumbuh di hutan tersebut untuk kepentingan edukasi wisata.
"Banyak ragam pohon langka yang tumbuh di hutan pelawan ini. Saya sempat mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk diinventarisasi sehingga masyarakat bisa tahu berapa jenis pohon yang hidup dan terlestarikan di hutan ini," ujarnya di Namang, Kamis.
Namun demikian menurut Zaiwan usulan tersebut belum mendapat respons positif dari pemerintah daerah, padahal itu sangat penting agar masyarakat bisa tahu bahwa cukup banyak tanaman langka yang tumbuh dan hidup di hutan seluas ratusan hektare tersebut.
"Memang hutan tersebut lebih banyak ditumbuhi pohon pelawan, tetapi juga tidak sedikit tanaman lainnya yang hidup subur dan ini merupakan kekayaan flora yang mesti dijaga keasriannya," ujarnya.
Menurut Zaiwan, jika dilakukan inventarisasi dan penelitian untuk menentukan nama-nama pohon yang tumbuh di hutan pelawan maka ke depan bisa menjadi objek wisata edukasi dan bahkan tempat penelitian.
"Nanti nama-nama pohon tersebut kita tulis dan dipajang di gerbang masuk menuju hutan pelawan, ini juga bagian dari daya tarik wisatawan," ujarnya.
Selain itu, kata Zaiwan yang mengaku mulai merintis pelestarian hutan pelawan sejak 10 tahun yang lalu juga akan membentuk zona tanaman yang memiliki manfaat bagi kesehatan.
"Contohnya zona anggrek, lumut, akar dan zona tanaman kecil lainnya yang hidup berkoloni dan berkumpul dalam satu area di hutan tersebut," ujarnya.