Tanjung Pandan (Antaranews Babel) - Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah meluncurkan Agro Eduwisata di Desa Air Selumar Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, sebagai pemulihan lahan bekas tambang dan membangun perekonomian masyarakat desa di daerah itu.

"Kami terus melakukan model-model pemulihan lahan bekas tambang agar berdampak bagi pembangunan ekonomi masyarakat desa," kata Dirjen PPKL-KLHK M.R Karliansyah di Tanjung Pandan, Senin.

Agro Eduwisata tersebut dibangun pada lahan reklamasi galian tambang timah dengan luas 8,014 hektare. Kondisi lahan tersebut telah dilakukan pemulihan sejak 2017. Selain itu berbagai macam konservasi dan komoditi agro dikembangkan di lokasi tersebut.

"Ada tanaman lada, buah naga, durian dan mangga. Sedangkan upaya konservasi dilakukan melalui penanaman pelawan, cemara laut, puspa kayu, kayu putih, dan sengon," ujarnya.

Menurut dia berdasarkan hasil inventarisir Ditjen PPKL-KLHK cukup banyak terdapat lokasi lahan akses terbuka dari kegiatan penambangan yang dilakukan oleh masyarakat.

"Pada 2015-2016 terdapat 8.386 lokasi lahan bekas tambang oleh rakyat. Kami terus memulihkannya dan menciptakan ekonomi alternatif untuk masyarakat dan desa," ujarnya.

Sementara untuk di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga terindentifikasi beberapa lokasi lahan akses terbuka.

"Di Bangka Belitung sendiri ada 1.803 lokasi lahan tersebut. Kami berharap model pemulihan yang berbasis desa ini dapat dikembangkan atau direplikasi pada lokasi lainnya," ujarnya.

Upaya tersebut akan dilakukan secara terperinci dengan perancangan teknis yang matang didahului dengan studi kelayakan untuk membangun ekonomi yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.

"Tahun 2015-2018, Ditjen PPKL-KLHK telah menyusun detail enginerring desain (DED) di 12 kabupaten/kota dan saat ini sedang menyelesaikan di lima kabupaten," katanya.

Ia berharap lokasi tersebut mampu menjadi destinasi wisata dan tempat edukasi bagi masyarakat melaui pengelolaan yang diserahkan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) setempat.

"Saya titipkan lokasi ini untuk dirawat. Bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata dan juga pendidikan konservasi. Bisa jadi tempat pemancingan, tempat perkemahan dan penggunaan energi surya," ujarnya.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018