Jakarta (Antaranews Babel) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di sejumlah daerah Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 1.649 orang per Jumat (5/10) pukul 17.00 WITA.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Sabtu, merinci korban meninggal dunia terdiri atas 159 korban di Donggala, 1.413 korban di Kota Palu, 64 orang di Sigi, 12 korban Parigi Moutong dan 1 korban di Pasangkayu, Sulawesi Barat.
"Paling banyak karena terjangan tsunami di sekitar Pantai Talise, Kota Palu," kata Sutopo.
Sutopo menjelaskan seluruh korban meninggal dunia 1.649 jenazah telah dimakamkan, yakni di TPU Paboya (628 jenazah dimakamkan massal); TPU Pantolan terdiri dari 35 jenazah pemakaman massal dan 922 jenazah pemakaman keluarga; Donggala sebanyak 35 jenazah; Balaroa 10 jenazah; Petojo 10 jenazah; Biromaru 8 jenazah dan Pasangkayu 1 jenazah.
Di antara seluruh korban meninggal dunia, ada satu korban dari Korea Selatan yang sudah dikremasi dan dibawa ke negara asalnya.
Sementara itu, korban luka berat tercatat 2.549 orang telah dirawat di rumah sakit; korban hilang diperkirakan 265 orang dan korban tertimbun 152 orang. Jumlah korban yang masih mengungsi saat ini mencapai 62.359 jiwa tersebar di 147 titik.
Sutopo menjelaskan penanganan darurat diprioritaskan untuk melanjutkan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban; penanganan medis, baik di rumah sakit lapangan maupun penanganan jenazah.
"Prioritasnya juga mencakup distribusi logistik dan makanan untuk pengungsi, serta percepatan pemulihan infrastruktur seperti jalan, listrik, pelabuhan, bandara, telekomunikasi dan pasokan BBM," kata Sutopo.
Penanganan bantuan dari luar negeri juga masuk dalam prioritas penanganan darurat. Ada pun total komitmen bantuan asing untuk membantu penanganan pascagempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai Rp220 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Sabtu, merinci korban meninggal dunia terdiri atas 159 korban di Donggala, 1.413 korban di Kota Palu, 64 orang di Sigi, 12 korban Parigi Moutong dan 1 korban di Pasangkayu, Sulawesi Barat.
"Paling banyak karena terjangan tsunami di sekitar Pantai Talise, Kota Palu," kata Sutopo.
Sutopo menjelaskan seluruh korban meninggal dunia 1.649 jenazah telah dimakamkan, yakni di TPU Paboya (628 jenazah dimakamkan massal); TPU Pantolan terdiri dari 35 jenazah pemakaman massal dan 922 jenazah pemakaman keluarga; Donggala sebanyak 35 jenazah; Balaroa 10 jenazah; Petojo 10 jenazah; Biromaru 8 jenazah dan Pasangkayu 1 jenazah.
Di antara seluruh korban meninggal dunia, ada satu korban dari Korea Selatan yang sudah dikremasi dan dibawa ke negara asalnya.
Sementara itu, korban luka berat tercatat 2.549 orang telah dirawat di rumah sakit; korban hilang diperkirakan 265 orang dan korban tertimbun 152 orang. Jumlah korban yang masih mengungsi saat ini mencapai 62.359 jiwa tersebar di 147 titik.
Sutopo menjelaskan penanganan darurat diprioritaskan untuk melanjutkan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban; penanganan medis, baik di rumah sakit lapangan maupun penanganan jenazah.
"Prioritasnya juga mencakup distribusi logistik dan makanan untuk pengungsi, serta percepatan pemulihan infrastruktur seperti jalan, listrik, pelabuhan, bandara, telekomunikasi dan pasokan BBM," kata Sutopo.
Penanganan bantuan dari luar negeri juga masuk dalam prioritas penanganan darurat. Ada pun total komitmen bantuan asing untuk membantu penanganan pascagempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai Rp220 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018