Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Keluarga korban Lion Air JT 610 di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengharapkan bantuan psikolog untuk memulihkan mental anak, istri, orang tua dan sanak famili yang terpukul atas musibah ini. 

"Cobaan ini sangat berat dan masih tidak percaya korban masih hidup, tapi apa mau dikata mereka meninggal dalam kecelakaan pesawat ini," kata   Keluarga jenazah korban Eryanto, Syamsudin Basari  saat prosesi serah terima jenazah di posko krisis center Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Selasa. 

Oleh karena itu, kami berharap pemerintah daerah memfasilitasi bantuan psikolog untuk memulihkan mental, psikologis keluarga korban yang terpukul dan terpuruk menerima takdir Allah SWT. 

"Kejadian ini tidak disangka, tragis dan terfikirkan oleh manusia yang menyita perhatian masyarakat dunia yang menewaskan orang-orang tercinta yang mempengaruhi jiwa-jiwa keluarga korban," katanya. 

Menurut dia saat ini keluarga korban hanya dapat mendoakan arwah-arwah dan amal ibadah  korban diterima Allah SWT dan keluarga ditinggalkan tetap tabah. 

"Pada hari kesembilan pascakecelakaan pesawat ini, air mata keluarga sudah habis menerima kenyataan bahwa anak, suami, istri, orang tua, kerabat dan teman dekat meninggal dalam kecelakaan pesawat naas ini," ujarnya. 

Pada Selasa pagi, tiga jenazah korban Lion Air JT 610 yang jatuh di Perairan Tanjung Kerawang, Jawa Barat yang teridentifikasi tim DVI Mabes Polri tiba di Bandara Depati Amir Pangkalpinang. Tiga jenazah yang diserahkan kepada keluarga yaitu Eryanto (41) dengan alamat Perumahan Tanjung Bunga Rt.07 Rw.3 Kelurahan Sinar Bulan Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkalpinang. 

Jenazah atas nama Resti Amelia (27) beralamat Desa Air Putih Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat. Jenazah Fera Yunita beralamat di Sungailiat, Kabupaten Bangka.    

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018