Sungailiat, (Antara Babel) - Ketua Penggerak PKK Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mina Tarmizi mengatakan, semangat perjuangan RA. Kartini sudah mulai tertanam bagi sebagian perempuan di daerahnya.
"Wujud semangat yang tertanan bagi perempuan di Kabupaten Bangka dibuktikan dengan berbagai kegiatan sosial, pendidikan dan kegiatan pembangunan lainnya," katanya di Sungailiat, Senin, menanggapi hari Kartini.
Ia mengatakan, sejumlah lembaga pendidikan usia dini atau PUAD menjadi sarana bagi kaum perempuan umumnya untuk mengabdikan dirinya bagi negara dan kepentingan pendidikan masyarakat.
"Perjuangan RA Kartini waktu itu sangatlah berat, mengangkat harkat dan martabat perempuan di zaman penjajahan, hak perempuan waktu itu dibatasi mulai dari dibatasinya mengenal lingkungan sampai dengan pembatasan hak memperoleh pendidikan," jelasnya.
Semangat perjuangan dengan niat mengangkat emansipasi perempuan kata dia, membuahkan suatu keberhasilan yang luar biasanya besar menfaatnya hingga seperti yang dirasakan oleh kaum perempuan Indonesia sekarang.
"Meskipun zamannya sudah merdeka, untuk persoalan pendidikan tidaklah akan habis untuk terus dipelajari dan dikembangkan guna kepentingan bersama," ujarnya.
Dia meminta kepada seluruh perempuan di daerahnya, agar meningkatkan kualitas diri karena penting, baik di keluarga maupun masyarakat.
"Perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki, harus terus belajar menimba ilmu pengetahuan bisa melalui media seperti radio, surat kabar, televisi dan lainnya atau melalui pertemuan yang positif dan bermanfaat," katanya.
Dia mengakui, bagi perempuan tidak mudah membagi waktu antara untuk pentingan dirinya dengan kepentingan keluarga, namun kepentingan keluarga tetap menjadi yang utama.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
"Wujud semangat yang tertanan bagi perempuan di Kabupaten Bangka dibuktikan dengan berbagai kegiatan sosial, pendidikan dan kegiatan pembangunan lainnya," katanya di Sungailiat, Senin, menanggapi hari Kartini.
Ia mengatakan, sejumlah lembaga pendidikan usia dini atau PUAD menjadi sarana bagi kaum perempuan umumnya untuk mengabdikan dirinya bagi negara dan kepentingan pendidikan masyarakat.
"Perjuangan RA Kartini waktu itu sangatlah berat, mengangkat harkat dan martabat perempuan di zaman penjajahan, hak perempuan waktu itu dibatasi mulai dari dibatasinya mengenal lingkungan sampai dengan pembatasan hak memperoleh pendidikan," jelasnya.
Semangat perjuangan dengan niat mengangkat emansipasi perempuan kata dia, membuahkan suatu keberhasilan yang luar biasanya besar menfaatnya hingga seperti yang dirasakan oleh kaum perempuan Indonesia sekarang.
"Meskipun zamannya sudah merdeka, untuk persoalan pendidikan tidaklah akan habis untuk terus dipelajari dan dikembangkan guna kepentingan bersama," ujarnya.
Dia meminta kepada seluruh perempuan di daerahnya, agar meningkatkan kualitas diri karena penting, baik di keluarga maupun masyarakat.
"Perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki, harus terus belajar menimba ilmu pengetahuan bisa melalui media seperti radio, surat kabar, televisi dan lainnya atau melalui pertemuan yang positif dan bermanfaat," katanya.
Dia mengakui, bagi perempuan tidak mudah membagi waktu antara untuk pentingan dirinya dengan kepentingan keluarga, namun kepentingan keluarga tetap menjadi yang utama.
Editor : Aprionis
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014