Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menawarkan kepada investor untuk berinvestasi membangun industri pengolahan minyak mentah sawit atau crude palm oil (CPO), sebagai upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan petani di daerah itu.
"Investasi industri hilir CPO ini sangat menjanjikan, karena ketersediaan bahan baku yang berlimpah," kata Kepala Bidang Pengembangan Wilayah dan Pengawasan Industri Disperindag Provinsi Kepulauan Babel Agoeng Eko Witjaksono di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan saat ini jumlah perusahaan perkebunan sawit di Provinsi Kepulauan Babel sebanyak 17 perusahaan dan belum mengolah CPO menjadi berbagai produk lainnya seperti minyak goreng, sabun, makanan olahan, bahan kimia dan lainnya.
"Selama ini buah sawit segar dan CPO yang dihasilkan perusahaan dan petani dikirim ke Pulau Jawa dan Sumatera untuk diolah menjadi berbagai produk olahan yang memiliki ekonomi tinggi," katanya.
Menurut dia belum adanya industri hilir CPO ini berdampak langsung terhadap harga tandan buah segar sawit petani yang murah atau tidak sebanding dengan biaya produksi tinggi.
"Harga sawit murah, karena perusahaan sawit tidak mampu menampung hasil sawit petani yang berlimpah," ujarnya.
Oleh karena itu, pemerintah provinsi terus mendorong perusahaan perkebunan sawit daerah ini untuk mengolah CPO menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.
Selain itu, pihaknya juga terus mempromosikan hasil pertanian, perkebunan ke tingkat nasional dan internasional agar investor berminat untuk mengembangkan sektor perkebunan khususnya sawit.
"Dengan adanya industri hilir ini maka akan sangat membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas buah sawit petani, menekan angka pengganggur dan kemiskinan di daerah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Investasi industri hilir CPO ini sangat menjanjikan, karena ketersediaan bahan baku yang berlimpah," kata Kepala Bidang Pengembangan Wilayah dan Pengawasan Industri Disperindag Provinsi Kepulauan Babel Agoeng Eko Witjaksono di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan saat ini jumlah perusahaan perkebunan sawit di Provinsi Kepulauan Babel sebanyak 17 perusahaan dan belum mengolah CPO menjadi berbagai produk lainnya seperti minyak goreng, sabun, makanan olahan, bahan kimia dan lainnya.
"Selama ini buah sawit segar dan CPO yang dihasilkan perusahaan dan petani dikirim ke Pulau Jawa dan Sumatera untuk diolah menjadi berbagai produk olahan yang memiliki ekonomi tinggi," katanya.
Menurut dia belum adanya industri hilir CPO ini berdampak langsung terhadap harga tandan buah segar sawit petani yang murah atau tidak sebanding dengan biaya produksi tinggi.
"Harga sawit murah, karena perusahaan sawit tidak mampu menampung hasil sawit petani yang berlimpah," ujarnya.
Oleh karena itu, pemerintah provinsi terus mendorong perusahaan perkebunan sawit daerah ini untuk mengolah CPO menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.
Selain itu, pihaknya juga terus mempromosikan hasil pertanian, perkebunan ke tingkat nasional dan internasional agar investor berminat untuk mengembangkan sektor perkebunan khususnya sawit.
"Dengan adanya industri hilir ini maka akan sangat membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas buah sawit petani, menekan angka pengganggur dan kemiskinan di daerah ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018