Sungailiat, Bangka (Antaranews Babel) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendata kasus stunting terbesar ada di lima desa disebabkan minimnya pengetahuan ibu dalam mengurus keperluan anaknya yang masih kategori bayi dibawah lima tahun (Balita).

"Kasus stunting di Bangka terus menurun, ada lima desa yang masih harus jadi fokus stunting terbesar di Bangka ini, yakni di Desa Kota Kapur, Desa Penagan, Desa Rukam serta Desa Berbura dan Riding Panjang," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bangka, Then Suyanti di Sungailiat, Minggu.

Ia mengatakan, angka stunting di Kabupaten Bangka terus menurun hal ini terlihat pada tahun 2013 lalu mencapai 32,37 persen terdapat di 10 desa dan di tahun 2019 ini menurun menjadi 13 persen terdapat di lima desa tersebut.

Menurut dia, Dinkes Kabupaten Bangka tetap fokus menurunkan angka stunting sesuai instruksi dari Kementerian Kesehatan bagi seluruh daerah di Indonesia.

"Kami sudah mendata jumlah angka stunting di tiga daerah itu, saat ini kami juga sudah memberikan makanan bergizi dan edukasi khusus bagi ibu-ibu dalam menangani anak balita," katanya.

Berdasarkan hasil kajian di lapangan, penyebab stunting di Kabupaten Bangka disebabkan menikah muda, tidak memberikan asupan bergizi kepada janin saat hamil, sering meninggalkan anak untuk beraktifitas dalam kondisi kurang makan atau belum makan dan memberikan makanan jajanan kurang bergizi.

Ia menambahkan, seharusnya ibu harus memberikan anak-anak usia balita dengan makanan dan minuman bergizi, karena di usia balita ini adalah masa keemasan dan perkembangan anak-anak.

"Kami imbau kepada ibu-ibu terutama ibu muda, berikan anak asupan makanan bergizi, baik sebelum sekolah sebab anak perlu makanan di pagi hari," katanya.

Pewarta: Dwi HP

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019