"Sebenarnya kalau di Amerika Latin jarang ditemukan
perempuan berjilbab, kecuali pendatang dari Timur Tengah... Di sana,
berjilbab dipandang sedikit aneh, dari atas sampai bawah ditutup
semua...," kata seorang jurnalis dan penulis buku, Dini Fitria, di sela
peluncuran bukunya, Hijrah Hati di Senja Copacabana, di Jakarta, Kamis.
Dini
mengatakan, karena menganggap aneh, masyarakat di sana kerap bertanya
soal keharusan penggunaan jilbab, apa fungsinya dan sebagainya.
"Misalnya, saat jalan di Meksiko, orang di sana bertanya, Kenapa kamu harus pakai jilbab?, Apa fungsi penutup kepala?,
lalu saya jawab...," kata perempuan berjilbab yang pernah melaksanakan
tugas jurnalistiknya di kawasan Amerika Latin pada 2013 itu.
Dini mengungkapkan, dia pernah mengalami masalah saat berada di kawasan itu hanya karena berjilbab.
"Ketika
melakukan perjalanan liputan di Meksiko dan Argentina, saya mengalami
pelecehan gara-gara menggunakan jilbab. Saya dipersulit ketika di
bandara, dikasih anjing pelacak segala," ungkap dia.
Dia menambahkan, masyarakat di sana bahkan menganggap Islam bukan sebagai agama, namun budaya.