Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan membangun sekolah perempuan untuk menekan masalah gizi, utamanya di daerah yang memiliki banyak kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan anak sehingga anak bertubuh kerdil.
"Sekolah perempuan ini akan dibangun di Desa Rukam dan Jelutung Dua karena memiliki kasus stunting yang tinggi," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Yanuar di Pangkalpinang, Kamis.
Sarana pendidikan bagi ibu rumah tangga usia produktif itu, ia menjelaskan, merupakan bagian dari upaya pemerintah provinsi meningkatkan peran perempuan dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.
Peningkatan kesejahteraan keluarga meningkat ditargetkan bisa menekan masalah gizi seperti stunting.
"Ini untuk meningkatkan produktivitas perempuan di keluarga. Pembiayaan sekolah ini menggunakan dana dari OPD yang terlibat. Waktu pelaksanaan selama tiga bulan. Setelah selesai, siswa akan ada pembinaan lebih lanjut," katanya.
"Kita perlu mempersiapkan modul untuk menjalankan sekolah ini. Hasil akhirnya, sekolah ini bisa menciptakan perempuan mampu menyejahterakan keluarga," ia menambahkan.
Ibu rumah tangga peserta kegiatan sekolah perempuan, menurut dia, akan diajari menjalankan kegiatan usaha dan diupayakan mendapat bantuan modal dari pemerintah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana Bangka Belitung Susanti mengatakan bahwa sekolah perempuan Sekuntum Melati ditujukan untuk membentuk perempuan tangguh dan mandiri melalui pembelajaran dan pendidikan nonformal.
"Kita berharap ekonomi di Bangka Belitung bisa meningkatkan. Siswa dididik agar kompeten dalam melaksanakan usaha, dan siswa yang akan menjalankan pendidikan mempunyai semangat luar biasa, karena pola belajar dengan melakukan simulasi," katanya.