Mentok, Babel (ANTARA) - Komisi I DPRD Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memanggil kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan kabupaten setempat untuk melakukan klarifikasi dan mencari solusi tetap terkait peristiwa pemukulan siswa oleh oknum guru yang terjadi di SMP Negeri 1 Mentok beberapa hari lalu.
"Hari ini kami panggil pihak sekolah dan Dinas Pendidikan untuk membicarakan permasalahan ini agar tidak berlarut-larut," kata Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bangka Barat, Naim di Mentok, Selasa.
Pada rapat yang dipimpin Naim tersebut, dihadiri beberapa anggota Komisi I, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Pengawas sekolah dan Kepala Sekolah SMP N 1 Mentok.
Naim mengharapkan permasalahan itu diselesaikan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, kedua belah pihak bisa berpikir objektif untuk menciptakan kenyamanan belajar mengajar di sekolah itu.
"Kejadian ini kami harapkan menjadi yang terakhir sehingga harus diselesaikan dengan dengan penuh keadilan, agar para guru dan seluruh siswa di semua sekolah bisa nyaman menjalani aktivitas belajar dan mengajar di sekolah," katanya.
Menurut Naim, kejadian pemukulan terhadap para siswa yang dilakukan oknum guru di sekolah itu sudah di luar kewajaran, baik perilaku siswa maupun oknum guru sehingga harus diberikan pembinaan agar tidak terulang.
"Dinas Pendidikan harus mengambil sikap untuk membina guru dan siswa sehingga tidak ada yang menang dan kalah keduanya harus dibina," katanya.
DPRD Kabupaten Bangka Barat menyerahkan ke Dinas Pendidikan untuk melakukan pembinaan terhadap kedua belah pihak sehingga kenyamanan di dunia pendidikan tetap terjaga.
Audiensi antara Komisi I dengan Disdikpora, pengawas dan pihak sekolah itu dilaksanakan menindaklanjuti peristiwa pemukulan terhadap 19 siswa laki-laki kelas IX SMP Negeri 1 Mentok oleh salah satu oknum guru di sekolah itu.
Pemukulan terjadi karena para siswa berbuat iseng dengan mengunggah foto satu guru menjadi stiker aplikasi Whatsapp untuk lucu-lucuan.
Saat ditanyakan kepada para siswa terkait pengunggahan foto itu, tidak ada satu pun siswa yang mengaku sehingga guru yang fotonya dibuat lucu-lucuan itu tersinggung, marah dan memukul sejumlah murid.
Atas kejadian itu, para orang tua siswa tidak terima dan mengharapkan guru yang bersangkutan dihukum.
"Kami cukup memahami permasalahan ini, untuk itu kami minta kepada Disdikpora untuk membina oknum guru dan para siswa, Kedua belah pihak harus dibina, namun lakukan dengan seadil-adilnya agar para guru nyaman dan para murid juga nyaman," kata Naim.
Ia mengakui dalam menjalankan profesi sebagai guru harus penuh kesabaran tetapi juga dituntut sikap tegas, agar para siswa tidak liar.