Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan pada Minggu pukul 12.00 WIB jumlah konfirmasi positif COVID-19 bertambah 672 orang, sementara yang sembuh bertambah 591 orang.
"Total kasus positif menjadi 31.186 orang, sementara yang sembuh menjadi 10.498 orang," kata Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Minggu.
Yurianto mengatakan penambahan kasus positif terbanyak terjadi di DKI Jakarta sebanyak 163 kasus, Jawa Timur 113 kasus, Sulawesi Selatan 64 kasus, Papua 59 kasus, dan Jawa Tengah 51 kasus.
Meskipun melaporkan penambahan kasus positif tertinggi, DKI Jakarta dan Jawa Timur juga melaporkan kesembuhan pasien yang cukup banyak, yaitu masing-masing 294 orang dan 48 orang.
Jawa Barat juga melaporkan penambahan kesembuhan pasien yang cukup tinggi, yaitu 99 orang, dengan penambahan kasus positif 28 kasus.
Sementara itu, terdapat 21 provinsi yang melaporkan penambahan kasus positif di bawah 10, dan delapan provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru.
Provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru adalah Aceh, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Riau, Nusa Tenggara Timur.
"Kasus meninggal dunia bertambah 50 kasus sehingga total menjadi 1.851 kasus," jelas Yurianto.
Penambahan spesimen yang sudah diperiksa dan terverifikasi pada Minggu hingga pukul 12.00 WIB adalah 11.924 spesimen sehingga total spesimen yang sudah diperiksa baik melalui tes cepat molekuler maupun PCR adalah 405.992 spesimen terhadap 269.146 orang dengan hasil positif 31.186 orang dan negatif 237.960 orang.
"Orang dalam pemantauan yang masih dipantau sebanyak 40.370 orang, sedangkan pasien dalam pengawasan yang masih diawasi sebanyak 14.197 orang," tutur Yurianto.
Yurianto mengatakan data tersebut menimbulkan keyakinan bahwa sebagian besar masyarakat telah memahami hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Protokol kesehatan dan kebiasaan untuk melakukan pencegahan adalah gambaran bahwa kita siap dengan tatanan hidup baru yang aman dari COVID-19," katanya.