Jakarta (ANTARA) - Polsek Kembangan Jakarta Barat masih memeriksa tukang bakso cuanki yang diduga meludahi mangkuk pelanggannya sebelum menghidangkan sajiannya.
Kapolsek Kembangan Kompol Imam Irawan mengatakan pihaknya sempat melepas tukang bakso cuanki berisinal WS (21), namun memanggilnya kembali untuk pemeriksaan mendalam.
"Awalnya kan dia cerita cuma mencium doang, terus kita dalami lagi, CCTV kita periksa lagi, ternyata dia mengaku (meludah). Sekarang kita periksa mendalam lagi di Polsek," ujar Imam di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Terekam CCTV, seorang tukang bakso diduga ludahi mangkuknya sebelum dihidangkan
Pemeriksaan terhadap WS berlangsung mulai Kamis (25/6), dan masih berlangsung hingga kini. Polisi memeriksa dia berdasarkan video rekaman CCTV yang viral di media sosial dan ekspose.
Imam mengatakan, pembeli bakso cuanki dari WS sampai saat ini belum melaporkan kejadiannya. Pihaknya tengah mengarahkan pembeli tersebut untuk membuat laporan.
Sebelumnya, seorang pembeli bakso cuanki, Hikma, tak menyangka menemukan tukang bakso yang berkeliling di kawasan rumahnya di Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat, diduga telah meludahi mangkuknya sebelum dihidangkan.
Hikma menemukan hal tersebut saat dia melihat keganjilan tukang bakso cuanki dari pantauan kamera CCTV di teras rumahnya pada Senin (22/6).
Rekaman CCTV tukang bakso cuanki tersebut viral dalam postingan yang dibagikan oleh akun instagram @manaberita, Selasa (23/6).
Peristiwa itu, menurut info tertulis di keterangan video, terjadi di Jakarta Barat pada hari Senin (22/6) sekitar pukul 17.59 WIB.
Dalam rekaman video berdurasi 34 detik itu, terlihat pedagang laki-laki sedang menyiapkan bakso pesanan pembeli.
Mangkuk berisi bakso tersebut kemudian diletakkan di atas meja dagang. Tangan pria tersebut menaburkan sesuatu ke mangkuk lainnya.
Tak lama usai melirik kanan kiri untuk melihat lingkungan di sekitar, pedagang itu tampak mengambil mangkuk dan mengarahkan mangkuk itu ke mulutnya.
Baca juga: Misteri makhluk pengisap darah ternak di Taput, ratusan ternak mati tak wajar