Belitung (ANTARA) - Pastor Gereja Katolik Paroki Regina Pacis Tanjungpandan, RD Fransiskus Paskalis mengimbau umat Katolik di daerah itu agar merayakan Natal 2024 secara sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
"Yesus lahir di dalam sebuah kandang itu adalah sesuatu yang sederhana," katanya di Tanjungpandan, Selasa (24/12) malam.
Ia mengatakan Gereja Katolik Paroki Regina Pacis Tanjungpandan sengaja merayakan Natal 2024 secara sederhana dengan tidak membangun pohon Natal maupun dekorasi Natal lainnya yang mencolok.
"Sehingga dalam kesederhanaan ini umat betul-betul menghayati bagaimana Dia yang Tuhan datang ke ke dunia lewat kandang sehingga kami umat Katolik juga harus lebih sederhana," ujarnya.
Menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir, Gereja Katolik Paroki Regina Pacis Tanjungpandan sengaja tidak membangun pohon Natal.
Disampaikan, selain sebagai bentuk kesederhanaan, dekorasi dan hiasan pohon Natal bukanlah ciri khas dari Gereja Katolik.
Ia menyebutkan, ciri khas dari Gereja Katolik adalah kandang Natal bukan pohon Natal.
"Roh dari perayaan Natal adalah kandang Natal, ini tradisi yang membangkitkan kembali tentang kenangan 2.000 tahun lalu ketika Yesus dilahirkan di sebuah kandang," katanya.
Pihaknya memang membangun pohon Natal baik dari kaset bekas maupun botol minuman bekas namun untuk saat ini pihak gereja memutuskan tidak membangun pohon Natal.
"Pohon Natal sebenarnya tradisi Eropa tidak ada dalam Gereja Katolik, kalaupun ada itu sifatnya tambahan-tambahan yang membuat meriah tapi sebenarnya prinsip yang paling utama adalah kandang Natal lalu yang kedua liturgi (perayaan ibadah), itu yang membuat suasana Natal hidup jadi bukan soal dekorai, hiasan pohon Natal, dan macam-macam," katanya.
Ia menambahkan, pohon maupun hiasan Natal tidak akan memiliki arti jika umat Katolik tidak menghayati perayaan Natal.
"Itu (pohon Natal) tidak ada artinya kalau tidak menghayati perayaan ini," ujarnya.
Dikatakan, setiap orang Katolik di manapun berada harus membawa kedamaian untuk siapapun dan di manapun meskipun berbeda keyakinan, suku, bahasa, dan budaya.
"Orang Katolik harus dipanggil untuk membawa damai, jadi pesan Natal yang paling utama bukan soal hiasan namun pesan yang utama adalah Natal membawa damai untuk kita semua," katanya.