Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Presiden Joko Widodo sudah menyatakan siap mengambil risiko dan mempertaruhkan reputasi politik dalam menangani krisis yang menimpa bangsa.
"Memang presiden mengatakan akan mengambil risiko, 'reputasi politik akan saya pertaruhkan'. Makanya Presiden mengambil langkah contoh untuk bawahan," kata Moeldoko di Jakarta, Senin.
Pernyataan Moeldoko menanggapi isu reshuffle atau perombakan kabinet yang menurut presiden dapat ditempuh jika diperlukan.
Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI itu mengatakan dalam dunia militer, dalam menghadapi situasi kritis, ada tiga langkah yang biasa dilakukan panglima dan komandan.
Pertama, kata Moedoko, kehadiran komandan di lapangan. "Kita lihat presiden datang ke Surabaya yang masih merah. Beliau datang. Itu ciri-ciri panglima selaku hadir dalam situasi kritis," ujarnya.
Kedua, kata Moeldoko, dengan mengerahkan senjata dalam hal ini bantuan. "Bansos itu bantuan. Dikerahkan agar solusi krisis," jelasnya.
Ketiga, yakni mengerahkan kekuatan cadangan. Moeldoko tidak menjelaskan apakah maksud dari kekuatan cadangan itu adalah reshuffle kabinet, namun dia menekankan ketika kekuatan cadangan dikerahkan artinya situasi mulai sangat jelek.
"Jangan sampai gunakan ini," kata Moeldoko.
Berita Terkait
KSP: solusi kontrasepsi remaja perlu dijembatani agama dan kesehatan
6 Agustus 2024 11:53
PLN dukung PEVS perkuat kolaborasi kembangkan ekosistem kendaraan listrik
23 April 2024 16:00
Moeldoko minta pemudik manfaatkan kanal informasi pemerintah
5 April 2024 15:52
MK diminta hadirkan Jokowi, Moeldoko: Apa tidak terlalu berlebihan?
4 April 2024 23:31
Ada masalah distribusi dan tata kelola beras di ritel modern
1 Maret 2024 09:13
Pengamat: soal jabat tangan AHY-Moeldoko: peran Jokowi besar
27 Februari 2024 09:13
Moeldoko berharap ANTARA terus kawal Indonesia jadi negara maju
13 Desember 2023 09:52
PK Moeldoko terhadap kepengurusan Partai Demokrat resmi ditolak MA
10 Agustus 2023 14:38