Sungailiat,Bangka (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menargetkan seluas 545 hektar kebun sawit dapat menyerap program peremajaan sawit rakyat (PSR) untuk meningkatkan hasil panen sawit.
"Secara bertahap kami menargetkan 545 hektar kebun sawit milik rakyat dapat menyerap program PSR dari pemerintah pusat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bangka, Subhan di Sungailiat, Jumat.
Dia mengakui sampai saat ini baru terealisasi seluas 64 hektar kebun sawit rakyat yang sudah mendapatkan program PSR tahun 2021 diusulkan seluas 183 hektar di Kecamatan Bakam.
"Tahun 2021 kami mengusulan seluas 183 hektar kebun sawit rakyat untuk mendapatkan program PSR yang saat ini masih tahap pendataan, verifikasi dan pengukuran lahan," kata Subhan.
Program PSR merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit rakyat dengan melakukan penggantian tanaman tua atau tidak produktif dengan tanaman baru sesuai dengan prinsip-prinsip "good agricultural practices" (GAP).
Kreteria teknis penerima program PSR kata dia, umur kelapa sawit diatas 25 tahun, produksi paling tinggi sebanyak 10 ton tandan buah segar perhektar pertahun pada umur minimal tujuh tahun dan berasal dari bibit yang tidak jelas sumbernya.
Kemudian syarat lainnya yang harus dipenuhi ketersediaan lahan yang secara sah memiliki dokumen resmi dan berada di luar kawasan hutan, dokumen kependudukan pemilik kebun sawit, rekening petani, kejelasan kelembagaan kelompok tani atau gapoktan atau memiliki kemitraan usaha.
"Setiap petani harus memiliki maksimal empat hektar sedangkan kelompok yang menaungi petani sawit minimal mengusulkan seluas 50 hektar serta jarak antar kebun sawit penerima program PSR maksimal 10 kilometer," jelasnya.
Menurutnya program PSR diberikan kepada petani yang sudah memenuhi syarat baik teknis maupun syarat administrasi dengan nilai bantuan sebesar Rp30 juta perhektar.
"Bantuan langsung melalui rekening petani sebesar Rp30 juta harus digunakan untuk mengelola lahan sampai penanaman bibit sawit yang berkualitas," katanya.
Dia mengatakan produksi hasil panen sawit rakyat saat masih rata-rata 25 ton perhektar pertahun. Rendahnya produksi sawit petani dari produksi ideal karena dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari bibit, pemupukan dan perawatan.