Muntok, (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, akan menggandeng Universitas Bangka Belitung meneliti kandungan dan manfaat teh tayu untuk meningkatkan daya jual tanaman perkebunan itu.
"Teh yang sudah ditanam warga Kecamatan Jebus ratusan tahun lalu itu diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit, namun selama ini belum dilakukan penelitian ilmiah sehingga kami belum yakin untuk mencantumkan berbagai manfaat itu dalam kemasannya," ujar Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Barat Edi Usman di Muntok, Jumat.
Ia menjelaskan nota kesepakatan kerja sama penelitian antara Pemkab dengan UBB akan segera dibuat agar pihak peneliti bisa segera melakukan langkah berikutnya sehingga cepat dapat hasilnya.
Setelah mendapat hasil, kata dia, pihaknya akan memberikan hasil uji laboratorium itu kepada para petani di Desa Mislak dan Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Bangka Barat agar bisa dicantumkan dalam kemasan teh yang masih diolah petani secara tradisional itu.
"Kami yakin jika hasil penelitian sesuai dengan apa yang diyakini masyarakat selama ini, produk perkebunan itu akan semakin diminati konsumen dan bukan tidak mungkin akan mampu menembus pasar nasional secara luas," kata dia.
Ia mengatakan, teh tayu diyakini masyarakat setempat memiliki khasiat menghilangkan rasa pusing, relaksasi, mengurangi kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah dan menambah nafsu makan.
"Khasiat ini yang akan diuji laboratorium untuk meyakinkan konsumen, kami juga sedang memfaslitasi untukmendapatkan izin dinas kesehatan dan BPOM, kalau perlu ke depan diupayakan mendapat rekomendasi halal dari MUI," kata dia.
Menurut dia, dengan adanya data ilmiah mengenai berbagai manfaat yang terkandung dalam teh itu, diharapkan bisa lebih "menjual" dalam pemasaran.
Ia mengatakan, selama ini teh tayu masih dikonsumsi warga di daerah itu dan sebagian kecil dijual ke para kerabat di China.
"Kami juga ingin UBB membantu petani di desa itu untuk mengembangkan usahanya, seperti membantu pengolahan, pengemasan, pemasaran dan manajemen usaha sehingga petani mampu mandiri," ujarnya.
Ia mengatakan, selama ini pengelolaan teh tayu masih tradisional sehingga kurang laku di pasaran, padahal potensi teh hijau yang memiliki cita rasa khas itu besar untuk dijadikan ikon teh Bangka.
"Pemkab juga sudah mengupayakan menawarkan teh hijau itu di berbagai kegiatan pameran di luar daerah untuk meningkatkan pemasaran, selain itu upaya pematenan teh tayu sebagai teh asli Jebus, Bangka Barat, juga sedang dalam proses," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk hasil produksi tidak perlu khawatir karena tanaman sudah banyak dikembangbiakkan warga setempat, dikembangkan turun temurun dan sudah menjadi tradisi warga yang sebagian besar beretnis Tionghoa menanam teh.
"Selain itu, pemkab bekerja sama dengan beberapa perusahaan pertambangan dan perkebunan akan membuka lahan perkebunan seluas 10 hektare untuk dikelola warga di daerah itu, yang diharapkan dapat mulai dipanen tiga tahun mendatang," ujarnya.