Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat Kota Pangkalpinang pada Februari 2021 deflasi 0,33 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) 104,30 dibandingkan IHK bulan sebelumnya 104,65.
"Deflasi ini karena adanya penurunan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,80 persen dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,21 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan pada Februari 2021 kelompok pakaian dan alas kaki di Kota Pangkalpinang mengalami inflasi 0,09 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,07 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,26 persen.
Selanjutnya kelompok kesehatan naik sebesar 0,28 persen, transportasi 0,80 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,10 persen, pendidikan 1,67 persen, juga kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,72 persen. Sementara kelompok rekreasi, olahraga dan budaya tidak mengalami perubahan indeks.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Februari tahun ini antara lain udang basah, cabai rawit, mobil, angkutan udara, dan sekolah dasar," ujarnya.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain daging ayam ras, sawi hijau, ikan kembung, ikan singkur, dan kangkung.
Menurut dia, pada Februari 2021 dari seluruh kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 24 kota, sebagian besar mengalami deflasi yakni sebanyak 20 kota, sementara 4 kota mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Metro sebesar 0,29 persen dengan IHK 107,18 dan terendah terjadi di Bandar Lampung sebesar 0,12 persen dengan IHK 107,34.
"Deflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,55 persen dengan IHK 107,33 dan terendah di Palembang 0,08 persen dengan IHK 104,99," katanya.
Pangkalpinang deflasi 0,33 persen
Senin, 1 Maret 2021 14:02 WIB