Ternate (ANTARA) - Tim Kementerian Kelautan dan Perikanan menemukan bekas piring Dinasti Ming saat menyelam di seputaran pantai Soasio, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara (Malut).
"Selain penemuan bekas piring Dinasti Ming di kedalaman 15-20 meter itu, ada juga guci, gerabah, keramik putih, mangkok, namun pihak Kementerian dan Kelautan belum yakin benda-benda tersebut bukan dari peninggalan Portugis dan Spanyol," kata Lokal Riset dan Sumber Daya Kerentangan Pesisir Badan Riset dan Perikanan Kelautan Kementerian Perikanan dan Kelautan, Nia Nailulhasana Ridwad dihubungi dari Ternate, Senin.
Dari penemuan, kemungkinan Dinasti Ming dari bangsa Thailand. Yang menarik, penemuan itu berada di depan Benteng Tahula Kelurahan Soasio.
Nia mengatakan untuk saat ini dari hasil menyelam yang dilakukan oleh tim Kementerian Kelautan dan Perikanan, pihaknya masih mencari tahu, apakah bekas piring itu dari kapal Spanyol atau kapal Portugis.
"Kami juga akan mengambil sampel bekas kapal kayu yang berada di sekitar pantai Soasio, kemudian dilakukan analisis di laboratorium," kata Nia.
Menurut dia, bekas piring yang ditemukan di pantai Soasio ada empat jenis yang berbeda dan kalau melihat motif dari warna piring, itu dari Dinasti Ming. Kemungkinan, itu dari Cina atau bisa saja kapal Spanyol dan Portugis, karena waktu itu berbagai negara datang di Tidore dengan tujuan mengangkut rempah.
Nia mengatakan selain bekas piring yang ditemukan di depan benteng Tahula Soasio, juga ditemukan bekas meriam Portugis di pantai Tongwai yang bergambar cengkih dan lada dengan kedalaman 37-42 meter.
"Meriam tersebut, akan kami pindahkan ke kedalaman 20 meter dengan tujuan wisata bahari. Wisatawan yang menyelam di sekitar pantai Tongwai, bisa menikmati situs sejarah," ujarnya.
Ia mengaku Tidore sangat penting dari abad 1.500-1.600 yang dibuktikan dengan kedatangan pedagang dari berbagai negara untuk mengambil rempah-rempah, seperti cengkih dan pala, sehingga wajar barang dari negara lain ada di daerah Tongwai.
"Bukan hanya itu, kami juga temukan meriam di Kelurahan Mareku. Nanti kita lihat, apakah meriam Portugis, Spanyol atau Belanda, nanti kami cek lebih dalam lagi," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap adanya sinergi, terutama dalam membantu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain untuk mengungkap sejarah Maritim Tidore di zaman dulu.
Berita Terkait
Kemenkumham Babel sabet tiga penghargaan dari Badan Strategi Kebijakan Kementerian Hukum
12 jam lalu
Kemlu RI pulangkan lagi WNI yang bebas dari hukuman mati di Arab Saudi
2 Desember 2024 17:36
Kementerian PPPA dukung langkah PLN tingkatkan kepemimpinan perempuan di lingkungan perseroan
1 Desember 2024 22:21
Presiden Prabowo umumkan upah minimum nasional 2025 naik 6,5 persen
29 November 2024 18:08
Cek fakta, Kementan akan impor 1,8 ton susu dari Vietnam
28 November 2024 14:40
Kementerian Hukum pastikan seleksi CPNS berjalan lancar
26 November 2024 20:10
Kementerian BUMN laporkan pendapatan negara dari Dividen BUMN capai 100 Persen
26 November 2024 10:50
Tiga desa di Bangka Belitung terima penghargaan Proklim Kementerian LHK
21 November 2024 21:10