Bangka Barat (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan menyatakan keberadaan calo atau perantara pemicu kenaikan harga daging ayam di pasar Bangka Barat, sehingga memberatkan ekonomi masyarakat menyambut Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriyah.
"Harga daging ayam di Bangka Barat Rp35.000 per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp30.000 per kilogram," kata Erzaldi Rosman Djohan saat meninjau stok dan harga daging di Pasar Muntok Bangka Barat, Selasa.
Dalam kunjungan ke pasar Muntok tersebut, Gubernur Kepulauan Babel didampingi Kapolda Kepulauan Babel Irjen Pol Anang Syarif Hidayat sempat berdialog dengan pedagang daging ayam. Kenapa daging ayam dijual di atas harga eceran tertinggi ?” tanya Erzaldi Rosman.
Dari penjelasan pedagang, mereka mengaku harus memasarkan daging di atas HET karena produsen menjual dengan harga tinggi.
Setelah mendengar penjelasan para pedagang daging ayam tersebut, orang nomor satu di negeri serumpun sebalai itu langsung menelepon pihak pabrik dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel untuk mengklarifikasi keberadaan perantara "broker" daging ayam tersebut.
"Setelah saya tanyakan, ternyata pihak pabrik tidak menjual dengan harga tinggi, mereka tetap menjual dengan harga yang telah ditentukan. Yang menjadi masalah adalah para pedagang tidak langsung mengambil dari pabrik tetapi melalui perantara atau calo. Jadi tingginya harga daging ayam di sini karena para pedagang membeli dari beberapa tangan perantara," ujarnya.
Ia meminta kepada pihak pabrik agar mendistribusikan produksinya langsung ke para pedagang, sehingga harga bisa lebih ditekan.
"Hanya daging ayam yang naik, sementara daging sapi di Pasar Muntok ini masih stabil atau sesuai HET yang ditetapkan Rp135.000 perkilonya," katanya.