Belitung (ANTARA) - Refocusing atau realokasi anggaran untuk penanganan COVID-19 di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencapai Rp37 miliar dari total APBD Belitung tahun 2021 sebesar Rp1,089 triliun.
Sekretaris Daerah Kabupaten Belitung, MZ Hendra Caya di Tanjung Pandan, Selasa mengatakan "refocusing" atau realokasi anggaran tersebut difokuskan dalam bidang kesehatan sehingga penanganan COVID-19 di daerah itu lebih optimal.
"Refocusing tahun ini khusus untuk bidang kesehatan dalam rangka penanganan COVID-19 berbeda dengan tahun sebelumnya ada tiga penanganan seperti kesehatan, jaring pengamanan sosial dan pemulihan ekonomi," katanya.
Menurut dia, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Transfer Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 dalam Rangka Mendukung Penanganan COVID-19 dan Dampaknya bahwa pemerintah daerah diminta melakukan "refocusing" atau realokasi anggaran untuk penanganan COVID-19 sebesar delapan persen dari total APBD Tahun Anggaran 2021.
"Dana itu disesuaikan yang tadinya berupa kegiatan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain maka delapan persennya diambil atau dipotong untuk menunjang bidang kesehatan dalam rangka penanganan COVID-19," ujarnya.
Ia menjelaskan, realokasi anggaran sebesar Rp37 miliar tersebut nantinya diperuntukkan untuk menunjang bidang kesehatan dalam upaya penanganan COVID-19 terutama di Dinas Kesehatan, RSUD Marsidi Judono, Satpol PP, BPBD dan Diskominfo.
"Misalnya di Satpol PP untuk melakukan operasi yustisi terpadu dan BPBD untuk penanganan pasien meninggal termasuk Diskominfo dalam melakukan sosialisasi pencegahan COVID-19 kepada masyarakat," katanya.
Disamping itu, kata dia, dana tersebut juga akan digunakan untuk membayarkan insentif tenaga medis baik di Rumah Sakit dan Puskesmas yang sebelumnya dibayarkan oleh APBN namun tahun ini kebijakannya berubah dan dibayarkan pemerintah daerah melalui APBD.
"Jadi dalam anggaran Rp37 miliar itu hampir Rp10 miliar disiapkan untuk insentif tenaga medis sebelumnya dibayarkan oleh APBN namun tahun ini berubah ditanggung melalui APBD maka kami ikuti petunjuk itu dari pada dana kita tidak dicairkan," ujarnya.
Ia berharap, melalui penyesuaian tersebut maka penanganan COVID-19 di daerah itu dapat lebih serius dan optimal.
"Dari refocusing itu juga kami akan gunakan untuk membeli perangkat tambahan mesin PCR di RSUD sehingga Agustus nanti alat tersebut sudah bisa digunakan dan dapat melalukan pemeriksaan sampel lebih banyak mencapai 200 orang per hari jika dibandingkan sekarang hanya 20 sampel menggunakan alat TCM," kata dia.