Toboali, Bangka Selatan (ANTARA) - Dalam upaya memperkuat produk hasil olahan lada, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar pelatihan dan pendampingan lada kepada pelaku IKM di kabupaten Bangka Selatan (Basel).
Pelatihan dan pendampingan lada kepada 10 pelaku industri kecil menengah (IKM) ini sebagai upaya menjaga iklim ekonomi di sektor pertanian dan olahan pangan agar terus berputar, pemerintah telah melakukan berbagai program pemberdayaan misalnya saja program pemberian pelatihan pendampingan lada kepada pelaku IKM di Basel seperti yang dilakukan saat ini.
"Selama ini lada hanya digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan, namun dimasa pandemi COVID-19, lada yang juga merupakan salah satu rempah khas Babel memiliki khasiat dalam menjaga imunitas tubuh," kata Kepala Disperindag Babel, Tarmin, Senin.
Oleh karena itu melalui bentuk pendampingan ini, karena Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel berkeinginan agar para pelaku IKM dapat menjadikan lada sebagai sebuah komoditi lokal nanunik dan bercita rasa khas yang mampu menembus pasar ekspor sehingga dapat meningkatkan perekonomian pelaku IKM Babel.
"Kegiatan ini juga kami dimaksudkan untuk memberikan motivasi, fasilitasi peningkatan keterampilan dan pengetahuan bagi pelaku IKM lada. Kami selaku dinas pembina pelaku IKM berharap agar para pelaku IKM tetap semangat dalam berusaha dan selalu memiliki jiwa pantang menyerah dimasa pandemi ini," katanya.
Tarmin berharap, agar peserta pelatihan dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya sehingga mampu untuk terus berinovasi dan berkreasi lebih baik lagi, karena dengan tekad dan komitmen yang kuat untuk berinovasi sudah punya modal 50 persen agar bisa bertahan di tengah badai pandemi dan optimis memasuki new normal.
"Sebuah era baru yang membutuhkan kreatifitas dan inovasi lebih dengan memaksa kita untuk beradaptasi pada teknologi digital dan penggunaan perangkat mobile yang terkoneksi dengan jaringan internet sebagai bahan bakar utamanya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya, Fasilitasi dan Akses Industri Subekti Saputra menuturkan kegiatan pelatihan dan pendampingan lada kepada pelaku IKM di kabupaten Bangka Selatan (Basel) di ikuti oleh 10 IKM.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah agar produk lada Babel memenuhi dan memiliki sertifikat Hazards Analysis Critical Control Point (HACCP) sehingga memperluas pangsa pasar ke luar negeri karena HACCP merupakan sistem untuk menjamin keamanan pangan, yang biasanya dipersyaratkan untuk produk-prduk makanan yangg akan di kirim ke luar negeri.
"Produk olahan lada ini merupakan salah satu dari 4 komoditi dalam RPIP (Rencana Pembangunan Industri Prop)," ujarnya.