Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung akan melaksanakan sekolah lapangan "Good Agriculture Practices" (GAP) atau pelatihan pertanian tanaman cabai untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas sayur mayur di daerah itu.
"Kegiatan ini kami usulkan anggarannya ke Pemerintah Provinsi Babel, kami harapkan bisa direalisasikan pada tahun ini," kata Kepala Bidang Pertanian dan Hortikultura Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Barat, Darmono di Muntok, Selasa.
Ia menerangkan, rencananya kegiatan sekolah GAP itu akan dilaksanakan di dua lokasi di sentra pertanian di daerah itu, misalnya di Desa Tuik atau Desa Pebuar.
Menurut dia, dua desa tersebut cocok untuk dijadikan lokasi sekolah lapangan GAP tanaman cabai karena secara budaya memang sebagian besar penduduknya petani dan ketersediaan lahan juga mencukupi.
"Kami usulkan anggaran senilai Rp40 juta, kami harapkan anggaran disetujui untuk meningkatkan keahlian petani mengelola budi daya tanaman cabai sesuai standar operasional yang berlaku," katanya.
Ia mengatakan, selama ini dua desa tersebut cukup mendukung dan memiliki potensi, karena sektor pertanian sudah menjadi pekerjaan utama warga yang tinggal di daerah itu.
"Selama ini kebutuhan cabai besar dan kecil banyak bergantung pasokan dari luar daerah, dengan adanya sekolah lapangan tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi cabai dengan mutu terjamin," kata dia.
Dia mengatakan, pada pelaksanaan sekolah lapangan nantinya akan melibatkan petugas penyuluh pertanian dan kelompok tani, dengan materi pembelajaran berupa kegiatan pengamatan, pencatatan, diskusi, dan tes.
Pola pelatihan seperti itu diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani sehingga mampu menerapkan budidaya yang baik dan benar, sesuai standar yang telah disusun.
"Kami berharap produksi cabai lokal ke depan semakin meningkat dan memenuhi tuntutan konsumen dengan menghasilkan produk yang aman, bermutu dan ramah lingkungan," kata dia.