Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyampaikan keinginan Australia untuk meningkatkan hubungan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, dari kesehatan terkait penanganan pandemi COVID-19 hingga lingkungan terkait perubahan iklim.
"Di tengah banyaknya tantangan dan peluang yang dihadapi negara kita, kemitraan ini perlu dilanjutkan," kata Marise Payne dalam acara virtual "A Keynote Speech by Australia’s Minister for Foreign Affairs — The Hon. Marise Payne" melalui kanal YouTube Sekretariat Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Jakarta, Kamis.
Marise mengatakan kemitraan kedua negara telah memungkinkan Indonesia dan Australia melalui masa-masa sulit bersama, mulai dari upaya menghadapi krisis keuangan, serangan teroris, hingga bencana alam yang terjadi di kedua negara.
Ke depan, Australia tetap ingin melanjutkan kerja sama untuk memastikan kemakmuran, keamanan dan stabilitas di kedua negara, dan lebih luas lagi di kawasan Indo-Pasifik.
Sementara itu, pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap kesehatan dan kehidupan sosial masyarakat serta perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia dan Australia.
"Besarnya perubahan dan dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh COVID-19 terhadap kedua negara kita dan di kawasan kita telah memengaruhi kesehatan, ekonomi dan cara hidup kita," kata dia.
Oleh karena itu, Indonesia dan Australia sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya mengatasi dampak pandemi COVID-19, terutama dalam penanganan wabah tersebut.
Australia, kata dia, sejauh ini telah membantu penanganan COVID-19 di Indonesia dengan mengirimkan 1 juta dosis vaksin dan peralatan medis lainnya seperti ventilator, konsentrator oksigen, tabung oksigen, alat tes antigen.
Marise juga mengatakan bahwa Australia akan mengirimkan total 13 juta dosis vaksin bagi Indonesia.
Australia, katanya, juga akan bekerja dengan berbagai organisasi non-pemerintah, lembaga PBB, serta organisasi masyarakat dan pemerintah provinsi untuk melanjutkan penanggulangan pandemi COVID-19 dengan fokus kemitraan untuk mendukung kebutuhan masyarakat dan sistem kesehatan setempat, selain upaya untuk meningkatkan keamanan kesehatan secara umum dan juga manajemen krisis.
"Misalnya, program manajemen risiko bencana untuk membantu menahan penyebaran virus, melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran publik, dan meningkatkan ketahanan pangan. Upaya ini akan berfokus pada komunitas yang paling rentan, termasuk perempuan dan anak perempuan, penyandang disabilitas dan warga kurang mampu," katanya.
Sementara itu, Australia juga tertarik untuk meningkatkan kerja sama untuk mengatasi perubahan iklim.
"Jadi, salah satu bidang kerja sama kami yang paling penting di tahun-tahun mendatang adalah menangani perubahan iklim," demikian kata Marise.