Ambon (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo mengatakan seorang walikota jangan hanya terjebak pada rutinitaa administrasi, namun perbanyak strategi kebijakan untuk kemajuan kotanya.
"Strategi kebijakan kota itu harus muncul dari setiap walikota-walikota kita," kata Presiden Joko Widodo saat membuka rapat kerja nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan grand launching Mangente Ambon Tahun 2015 di Ambon, Kamis.
Presiden mencontohkan kepemimpinan Perdana Menteri Lee Kwan Yew yang harus turun tangan sendiri untuk memperbaiki negaranya.
"Dalam bukunya almarhum Lee Kwan Yew harus turun sendiri untuk mengecek jalan rusak, memperbaiki pohon yang ditanam miring," ungkapnya.
Presiden juga berharap sebanyak 98 kota di Indonesia seharusnya memiliki identitas dan karakter sendiri.
"Saya membayangkan bahwa kota-kota di seluruh indonesia ini ada 98 kota mestinya setiap kota memiliki identitas dan karakter," harapnya.
Presiden mengatakan setiap kota seharusnya memfokuskan diri terhadap ciri dan kekayaan yang dimiliki.
"Mestinya setiap kota fokus, misalnya mau fokus di kota maritim, atau kota hijau, atau agropolitan, atau mau konsentrasi di my city, smart city, heritage city," katanya.
Presiden mencontohkan saat dirinya menjadi walikota membuat Kota Solo menjadi satu-satunya anggota "world heritage city" di dunia.
"Dan kita memang ingin warisan kota pusaka yang muncul. Setelah masuk menjadi anggota, kemudian 3 tahun setelah itu saya menarik konferernsi itu di Solo," ungkapnya.
Dengan adanya konferensi terasebut, kata Presiden, ada kurang lebih 39 kota pusaka di seluruh dunia yang hadir sehingga telah membangun sebuah brand kota, dimana Solo punya keraton kasunanan dan mangkunegara dan juga bangunan-bangunan lama.
"Oleh sebab itu, kekuatan itu lah yang ingin saya munculkan dan juga kekuatan itu didukung oleh warisan-warisan pusaka yang lain," jelasnya.
Presiden berharap semua kota bisa melakukan itu, membuat kotanya memiliki "brand".
Presiden mencontohkan Kota Sawah Lunto yang juga memiliki kekuatan kota pusaka tambang yang sangat khas sekali.
Hal yang sama, lanjut presiden, Kota Ambon yang memiliki teluk yang sangat indah.
"Kita harus mempunyai keberanian untuk menata teluk yang ada, pantai, kanan kiri teluknya. Jangan sampai kedahuluan oleh PKL dan rumah-rumah. Ini lah pentingnya bekerja detail," katanya.
Namun presiden tidak berharap mematikan pedagang kaki lima, melainkan untuk merelokasi dengan membangunkan kios di tempat tertentu.
"Pedagang kaki lima itu tidak akan menghilangkan identitas kota," katanya.