Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil meraih penghargaan Top 3 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tingkat provinsi setelah melalui proses tahapan oleh tim panitia pelaksana independen.
Bupati Bangka Mulkan di Sungailiat, Kamis mengatakan, inovasi terbaik yang mendapatkan apresiasi dalam ajang KIPP tingkat provinsi yakni inovasi Aksi Kolaborasi Penurunan Stunting Agar Bayi Hidup Cerdas dan Sehat "Si Tumbuh Cerdas".
"Kita bangga atas kerja keras dan kerja cerdas inovasi perangkat daerah sehingga kembali berhasil meraih penghargaan terbaik bidang penyelenggaraan pelayanan publik di level provinsi," katanya.
Bupati memberikan apresiasi kepada aparatur di daerahnya yang terus melakukan inovasi dalam penyelenggarakan pelayanan publik. Inovasi menjadi kunci untuk mengatasi kebuntuan pembangunan dalam situasi keterbatasan pembiayaan.
Tim panel independen dari para pakar terdiri dari Kementrian MENPAN-RB, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, perguruan tinggi, media massa dan NGO Internasional dan lembaga sosial.
Penghargaan tertuang dalam Pengumuman Nomor: 065/0284/VI/2021 tentang Top 3 Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2021.
Sementara Kepala Bappeda Kabupaten Bangka Pan Budi mengatakan inovasi telah menjadi platform baru dalam perencanaan dan palaksanaan pembangunan sehingga beberapa capaian pembangunan menujukkan capaian yang sangat menggembirakan.
"Dengan kondisi situasional seperti saat ini, Inovasi tidak lagi menjadi hanya sebagai alternatif tapi sudah merupakan kewajiban," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya dihadapkan pada pilihan "Inovasi atau Mati", begitu juga dengan pengelolaan stunting yang sangat berpotensi menjadi beban demografi yang fatal jika tidak terkelola dengan baik karena mengelola stunting juga dengan pendekatan inovatif berbasis pentahelix dan integratif.
Inovasi "Si Tumbuh Cerdas" mengedepankan kolaborasi inovasi pengelolaan stunting guna mencegah terjadinya kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan melalui berbagai pendekatan inovatif terintegrasi dari hulu hingga hilir.
"Dengan pendekatan kolaboratif integratif berbasis pentahelix ini, semua faktor penyebab stunting berhasil diintervensi dengan sangat baik," jelasnya.
Pendekatan dilakukan dengan inovasi melalui pengelolaan pernikahan, pengelolaan kehamilan, pengelolaan pengasuhan, pengelolaan sanitasi dan lingkungan, pengelolaan advokasi, pengelolaan kelembagaan dan pengelolaan inovasi.
Menurutnya berdasarkan data, inovasi ini telah berhasil menurunkan prevalensi stunting secara signifikan dari 32,27 persen tahun 2013 menjadi 1,87 persen tahun 2021.
"Ditargerkan pada tahun 2023 Kabupaten Bangka sudah berada di zona zero stunting," kata Pan Budi Marwoto.