Pangkalpinang (ANTARA) - Masalah terbatasanya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak semudah hanya menambah kuantitas pasokan BBM nya saja. Tapi juga permasalahan infrastruktur dan penambahan kapasitas penyimpanan.
Pihak PT Pertamina Patra Niaga pun mengakui, kenaikan permintaan BBM di Belitung memang cukup mendadak cukup tinggi, di Belitung Timur naik hingga 300 persen dan Belitung 100 persen.
Meningkatkan kuantitas pasokan BBM, berbanding lurus dengan peningkatan kapasitas pelabuhan. Saat ini pelabuhan Tanjung Gudang di Belinyu yang menggantikan pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam di Pangkalpinang karena biaya pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam terlalu tinggi.
Hal ini disampaikan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman saat bertemu dengan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution, Direktur Pemasaran Regional Jumali serta Direkur Rekayasa dan Infrastruktur Darat Eduward Adolof Kawi di Jakarta, Senin.
Nantinya, ketika pengembangan Pelabuhan di Belinyu selesai, pengembangan Pangkal Balam akan dilanjutkan dengan mempermanenkan jembatan EMAS, sehingga tidak lagi menggunakan sistem buka-tutup.
Ke depan, kapal yang bisa masuk ke Pelabuhan Tanjung Gudang pasca perkembangan di tahun 2022 ini akan dicukupkan untuk kapal berkapasitas 9.000 gross tonnase, dengan panjang kapal hingga 185m, lebar alur 200m dan kedalamannya 9 lbs.
"Tahun depan sudah mulai pengerjaannya, juga akan ada pemotongan karang yang menghambat di muara," jelasnya.
Menanggapi hal ini, menurut PT Pertamina, dermaga menjadi 9000GT dianggap sangat besar. Tentunya mau tidak mau, pihak pertamina juga akan menyesuaikan pengembangan. Sedangkan untuk pangkal balam, pihaknya akan mengkaji lebih lanjut lokasi potensial untuk mengembangkan storage.
Menanggapi antrian yang tinggi di SPBU, PT Pertamina Patra Niaga menawarkan opsi penggunaan Mobil Tanki PTO (Berdispenser), opsi ini dapat dilakukan sementara hingga pelabuhan-pelabuhan dan lokasi storage siap.
"Kami tawarkan mobil storage dari perusahaan mitra kami, mobil PTO disana, kami akan tinjau disana," ungkap Dirut Alfian.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Erzaldi mengatakan rencana Pembangunan Stadion yang membutuhkan peran serta Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina dengan berkolaborasi bersama BUMN lain untuk sebuah karya besar yang diperuntukkan kepada masyarakat di Babel. Hingga saat ini dari 12,8M anggaran yang dibutuhkan, sudah terpenuhi sepertiganya.
Menanggapi permohonan CSR, Dirut Alfian berharap Gubernur Erzaldi dapat bersurat juga ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, sehingga tidak hanya PT Pertamina saja yang akan membantu, tetapi BUMN lain ikut ambil andil. Melalui Kemen BUMN RI juga pada pelaksanaanya, dapat mengoordinir CSR ini.