Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (MendagrI) Tito Karnavian meminta masyarakat tidak menganggap pandemi COVID-19 sudah hilang sehingga mengabaikan penerapan protokol kesehatan (prokes).
"Jangan langsung kembali seperti tidak ada pandemi. Ini harus kita waspadai," kata Tito seusai berdialog dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan jajaran OPD DIY di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, kewaspadaan dengan tetap menjaga kesehatan dan mengurangi mobilitas diperlukan agar kasus penularan COVID-19 tidak kembali melonjak pada libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Menurutnya, momentum libur panjang pada Desember 2020 dan Tahun Baru 2021 banyak kegiatan masyarakat yang menimbulkan klaster.
"Kita tak ingin mengulangi," kata mantan Kapolri ini.
Ia mengakui bahwa penambahan kasus COVID-19 di Indonesia masuk dalam kategori rendah dibandingkan kasus yang terjadi dalam skala internasional.
Sebaliknya, menurut dia, ada sejumlah negara yang angka penambahan kasusnya dalam kategori tinggi, bahkan ada yang sangat tinggi.
"Amerika Serikat itu masih 'high', Inggris (masuk kategori) 'high'. Sekarang ini, Indonesia menunjukkan (berada di kategori) 'low'," ujar Tito.
Indonesia sebagai negara berpenduduk ratusan juta, menurut dia, memiliki capaian yang luar biasa dalam menekan kasus COVID-19. Menurutnya, tidak banyak negara di Asia yang angka penambahan kasus corona-nya masuk kategori rendah.
"Di Asia, negara satu-satunya yang 'low' hanya Indonesia. Nah, keberhasilan ini, jangan sampai membuat kita euforia," kata dia.
Kendati demikian, Tito menuturkan pembukaan mobilitas publik harus tetap dilakukan secara bertahap.
Di sisi lain, ia kembali meminta masyarakat tidak lepas kontrol dengan bebas beraktivitas saat libur akhir tahun mendatang.