Jakarta (Antara Babel) - Koordinator tim konvergensi perubahan iklim Ari
Mochamad mengatakan kearifan lokal harus dijaga dan diperhatikan dalam
segala program perencanaan penanggulangan resiko bencana.
"Kearifan lokal banyak yang belum dimasukkan dalam program mitigasi
dan adaptasi bencana," kata Arif usai mengadakan seminar tanggap bencana
di Jakarta, Rabu sore.
Arif yang juga dikenal sebagai Sekretaris Pokja Adaptasi Dewan
Nasional Perubahan Iklim menjelaskan bahwa tujuan konversi pengurangan
resiko bencana-adaptasi perubahan iklim adalah demi kesejahteraan
bersama.
Salah satunya, untuk menciptakan kebijakan sumber daya alam secara efektif, kemudian membuat administrasi secara efisien.
Selain itu juga mendorong sektor yang berbeda-beda untuk peduli terhadap dampak perubahan iklim.
"Salah satu yang harus berperan penting adalah Bappenas, karena bisa menjadi koordinator sektor," katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya Alam Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) Endah Murniningtyas mengatakan
penanganan resiko bencana akan lebih disusun pada program mitigasi.
"Adaptasi disusun belakangan daripada mitigasi, itu untuk kesejahteraan," kata Endah.
Ia menjelaskan adaptasi bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat terhadap dampak-dampak yang timbul akibat bencana.
"Lingkungan seimbang tetap menjadi prioritas utama," tutur Endah.
Menurutnya, hal itu sudah masuk dalam salah satu agenda pembangunan nasional saat ini.
Hal serupa juga dilakukan oleh Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam hal terkait penanggulangan
bencana.
Tim Konvergensi Iklim : Kearifan Lokal Harus Diperhatikan
Rabu, 17 Juni 2015 23:40 WIB
"Kearifan lokal banyak yang belum dimasukkan dalam program mitigasi dan adaptasi bencana,"